Jumat, 16 Oktober 2015

IBU Sosok Utama Kunci Kesuksesan Seorang Anak

Kedudukan Seorang Ibu

ibu sosok kunci kesuksesan anak

" Sorga berada di bawah telapak kaki ibu "
" Ibumu, ibumu, ibumu, setelah itu ayahmu "

Nabi tentu tidak sembarangan saja mengucapkan hadist ini tanpa disertai dengan bukti dan realita yang ada. Kemuliaan dan keistimewaan seorang Ibu ternyata telah di gariskan dan di takdirkan oleh Sang Pencipta, tak tanggung tanggung kemulian seorang ibu 3 kali derajat dari seorang ayah. Karena ibu adalah sosok kunci ujung tombak keberhasilan dan kesuksesan seorang anak.

Ibu adalah penentu jalan kehidupan anak, dia adalah guru pertama bagi setiap anak, sorga dunia dan sorga akhirat seorang anak ada dalam genggaman seorang ibu. Segala sesuatu di dunia ini bisa di gantikan, kecuali ibu. Tak ada ibu pengganti bagi seorang anak. Di pundak ibulah terletak keberhasilan atau kegagalan sang anak, dari ibulah jalan menuju masa depan seorang anak di mulai.

Peran Ibu

Sebagai sosok kunci keberhasilan anak, seorang ibu mestilah lebih dulu terdidik dan bersih lahir batin sebagai guru, teladan pertama bagi anaknya, kelakuan, sifat dan cara hidup ibu mulai dari menanam benih di rahimnya, masa mengandung, melahirkan, mengasuh dan mendidik anak adalah kunci pokok bagi anaknya sendiri, sebab hawa atau aura tingkah laku dan setiap perkataan dan perbuatan pada setiap moment kehidupan sehari hari ibunya seorang anak akan belajar, meniru dan menyerap seluruh apaun yang dilihatnya dari ibunya. dari situlah sang anak akan belajar menilai, memandang dirinya, lingkungan, masyarakat dan Tuhannya.

Kita bisa belajar banyak dari para ibu dari tokoh tokoh dunia, bagaimana sang ibu menjadi aktor utama, pemegang kunci kesuksesan mereka.

* Imam Syafi'i
Ketika bayi kecil imam syafi'i masih dalam usia menyusui, sang ibu selalu membacakan ayat-ayat suci Al-Quran, mendendangkan kalam Ilahi yang di dengar hampir setiap saat oleh syafii kecil, tak heran beliau bisa hafal Al-Quran pada usia 6 tahun, kalimat kalimat itulah yang meresap kedalam hati dan jiwa kosong bayi Imam Syafii.

Disaat Imam Syafii bermain beliau selalu membacakan Al-Quran. sang ibu juga tak mau membuka pintu rumahnya untuk Imam Syafii ketika pulang dari belajar jika beliau tidak membawa ilmunya pulang. Tidak mengherankan jika pendidikan model ibu Imam Syafii ini membuat beliau kelak menjadi salah seorang Imam mahzab yang paling banyak di pakai di negeri ini

* Thomas Alfa Edison
Beliau adalah salah salah seorang penemu di dunia. Listrik, bola lampu adalah hasil penemuanya yang sangat besar sekali, hingga saat ini penemuanya masih menduduki peran vital bagi kelangsungan hidup manusia di bumi. Dari siapakah Thomas Alfa Edison menemukan bakatnya, siapa yang memberikan dukungan dan semangat untuknya.

Disekolahnya Thomas Alfa Edison dianggap sebagai orang bodoh, sehingga dianggap layak untuk di keluarkan dari sekolah. Sang ibulah yang maju untuk membela anaknya, memberikan semangat dan kepercayaan kepada Thomas Alfa Edison bahwa dia tidak bodoh. Sang ibu jugalah yang dengan rajin mendidik dan membantu putranya untuk menemukan kecerdasannya sendiri. Ibunyalah guru utama bagi Thomas Alfa Edison

* Hans Anderson  
Seorang anak desa yang kurang memperolah pendidikan formal, semenjak ayahnya meninggal, ibunyalah yang mendidik dan mengarahkan imajinasi liar yang dimilki oleh Hans. Ibunya selalu membesarkan hatinya dan mengatakan bahwa ia kelak akan menjadi  cahaya yang menerangi Denmark. Dari kekuatan dan dorongan serta spirit ibunyalah Hans Anderson tumbuh besar menjadi seorang sastrawan kelas dunia dengan dongeng-dongengnya yang imajinatif dan sangat di gandrungi oleh anak-anak di seluruh pelosok bumi.

Sebagai ujung tombak keberhasilan seorang anak dalam mengarungi hidup, penentu sukses atau tidaknya seorang anak, tentulah ibu harus lebih dulu membekali dirinya dengan ilmu, baik itu ilmu dunia terlebih lagi ilmu agama ( akhirat ). Menata hati, memperbagus ucapan dan perbuatan, sabar dan ikhlas adalah hal wajib yang harus di miliki oleh ibu sabagai guru pertama bagi anaknya.

Jadilah peran dalam suatu perjuangan umat dan jangan hanya jadi penonton, sungguh rugi diakhirnya nanti.