Minggu, 31 Januari 2016

Kajian Ilmu Rasa Maulana Jalaluddin Rumi - Kitab Mastnawi

ilmu rasa jalaluddin rumi

Rasa sedih yang di tulis di atas daun lontar tidak sanggup mengajarkan duka dan kebahagiaan. Betapapun sedih isi tulisannya tak akan mampu menjamah duka cita yang sebenarnya. Begitu juga kegembiraan yang membuat tertawa seseorang sampai terbahak-bahak pasti tidak berdaya dan hambar rasanya bila di tuliskan.

Kamis, 28 Januari 2016

Cara Mudah Instal DualBoot Linux Ubuntu - Windows ( Tutorial lengkap )

Cara Instal Linux Ubuntu dengan Windows Dilengkapi Gambar

Sebelum memulai menginstal Linux dualboot dengan windows hal yang pertama kali di lakukan adalah membuat partisi tempat Linux tersebut di instal. Untuk menginstal Linux di butuhkan 2 partisi yaitu root dan swap, untuk root paling sedikit harus tersedia partisi  6 GB, swap 2kali besar RAM, contoh : jika RAM laptop anda 2 GB maka swap membutuhkan 4 GB.
Cara yang paling mudah untuk membuat partisi adalah di Windows dengan menggunakan Easus Partition master

Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah - 4 Maqam Dalam Tasawuf

Etape Bagi Penempuh Jalan Ruhani
tingkata maqam dalam tasawuf
Mursyid TQH

Didalam tarekat hanya ada 4 tingkatan yang mana keempat tingkatan tersebut berbeda istilah dalam setiap tarekat, tingkatan pencapain dalam setiap amalan-amalan tasawuf dalam dunia tarikat sufi tersebut adalah:

Zikir
Rasa
Penyaksian
Mahabbah

1. Zikir
Zikir adalah ingat. Bagi kita yang berzikir didalam dunia tasawuf, sebelum zikir tersebut dapat melahirkan rasa dekat kepada Allah maka zikir itu gagal. Jika zikir telah melahirkan rasa dekat kepada Allah maka berarti seorang penempuh jalan tareqat telah melewati satu etape atau tingkatan pencapaian ( maqam ). Artinya zikir seorang salik yang sukses adalah zikir yang melahirkan rasa dekat kepada Allah.

2. Rasa
Maqam yang kedua adalah rasa dekat, ketika seorang penempuh jalan telah memilki rasa dekat kepada Allah, dan rasa dekat tersebut sudah sampai kepada puncak rasa, tanpa ia sadari ternyata ia baru sampai di tengah jalan, artinya sang salik belum sampai ke tujuan yang sesungguhnya. Rasa dekat kepada Allah bukanlah tujuan, rasa dekat hanya sebagai batu loncatan untuk dapat meyaksikan Allah.
Darimanakah datangnya rasa dekat kepada Allah tersebut?
Rasa dekat mustahil terbit dari akal seorang hamba apalagi datang dari hawa nafsu. Rasa dekat lahir dari pemberian Allah sendiri, seorang hamba tidak mampu menciptakan rasa dekat di dalam hati dan perasaannya sendiri, akal tidak memilki kesanggupana untuk melahirkan rasa dekat apalagi hawa nafsu. jika rasa dekat tersebut muncul yakinlah bahwasanya:
" Di balik rasa dekat itu tidak ada yang lain selain Allah "
Tidak satupun zat yang sanggup memberikan rasa dekat kepada Allah melainkan Allah sendiri.

3. Penyaksian
Ketika keakuan diri sudah lenyap, rasa kepemilikin sudah hilang terhadap segala sesuatu termasuk terhadap diri sendiri bahkan terhadap kata " aku " sendiri, sehingga mencapai titik nol maka pada saat itulah terbuka tirai dan hijab yang di buka sendiri oleh Allah. Disaat di bukakan hijab maka pada saat itulah sang hamba akan dapat menyaksikan keindahan Wajahnya Allah.
Meyaksikan Allah dengan hati bukan dengan kedua mata, karena meyaksikan adalah kerja hati dan melihat adalah kerja mata. Artinya yang meyaksikan Allah adalah hati bukan kedua bola mata kita.

4. Mahabbah
Setelah tirai itu terbuka dan dapat menyaksikan keindahan Allah, siapa yang tidak akan jatuh cinta? siapa yang tidak akan takjub kepada Allah? Maqam cinta adalah maqam tertinggi dalam pencapaian tingkatan seorang penempuh jalan tasawuf sufi/tarekat.

( Ringkasan tausiyah Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, dalam acara pertemuan ulama tareqat se-Sumatera Barat di Surau Rabbani-Solok )

Artikel berikutnya;

Rabu, 27 Januari 2016

Dewan Ulama Tarekat Sumbar Menolak Ajaran Salafi Wahabi Dan Syi'ah Rafidah

Pernyataan Sikap Dewan Ulama Thariqah Indonesia 
Sumatera Barat
tarikat menolak radikalisme salafi wahabi dan syiah
Forum Ulama Tarekat Sumbar
Bertepatan pada hari Jum'at tanggal 22 Januari 2016 M/12 Rabi'ul Akhir 1437 H, Dewan Ulama Tarekat Sumatra Barat yang di ketuai oleh Buya Mahyuzil Rahmat, S.Ag telah membicarakan permasalahn-permasalahan yang terkait dengan umat islam saat ini terutama di Sumatera Barat khususnya. Dewan ulama tarekat yang beranggotakan para mursyid, khalifah dan ulama-ulama sufi dari seluruh tarekat muktabaroh se-Sumatera Barat telah memutuskan atau mengambil sikap terhadap ajaran-ajaran radikal yang  suka melakukan teror, ajaran-ajaran takfiri yang suka mengkafirkan saudaranya sendiri, ajaran yang menyalahi aqidah Ahlussunnah Waljama'ah yang akibatnya bisa menimbulkan perselisihan terhadap hal-hal khilafiah, serta pernyataan sikap terhadap ajaran Syi'ah Rafidah yang suka mencela dan menghina Sahabat serta istri nabi dan ajaran-ajaran yang membawa nama tareqat padahal bukan tareqat sehingga mencemari nama tareqat tersebut. Hal jika di biarkan maka ke depan umat islam akan mudah di adu domba serta akan menimbulkan pertikaian dan kekacauan.

Pernyataan sikap tersebut di bacakan oleh ketua DUTI Sumbar di depan para jurnalis di dampingi Rais Mustasyar Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, Mustasyar Prof.DR. Salmadanis, MA dan beberapa khalifah Tareqat Qodiriyah Hanafiah

Isi Pernyataan sikap Dewan Ulama Thariqah Indonesia ( DUTI ) Sumatera Barat
  1. Menentang segala aqidah yang keluar dari Tauhid Islamiyah dan Ahlus sunnah Waljama'ah. Selanjutnya mengajak umat serta pengamal tariqah di Sumatra Barat untuk melindungi dan membentengi diri, keluarga serta seluruh masyarakat dari faham radikal, takfiri atau pemahaman yang mengkafirkan sesama umat seperti yang didakwahkan oleh kelompok Salafi Wahabi dan Kelompok Syi'ah Rafidah
  2. Menentang serta mengecam segala bentuk pemahaman radikal yang membolehkan tindakan teror, seperti ISIS serta pendukungnya. Selanjutnya menghimbau umat islam serta pengamal tariqah Sumatera Barat khususnya untuk menjaga serta saling bersatu untuk menghadang segala bentuk pemahaman-pemahaman radikal tersebut, serta aliran-aliran yang telah dinyatakan sesat dan menyesatkan oleh MUI, dengan melakukan komunikasi dan koordinasi bersama ulama serta aparat yang berwenang setempat
  3. Menghimbau kepada kelompok-kelompok yang mengaku jamaah tariqah namun memiliki pemahaman yang menyimpang dari Al-Quran dan Hadits serta jauh daripada Aqidah Ahlus sunnah Waljama'ah, agar bertaubat kepada Allah SWT dan merapatkan barisan kepada Majelis-Majelis Tarekat yang masih menjunjung tinggi Al-Quran dan Hadits yang beraqidah Ahlus sunnah Waljama'ah
  4. Menghimbau seluruh kaum Muslimin dan Muslimat Sumatera Barat, untuk dapat bersatu dan menjauhkan diri dari prasangka buruk serta mengkafirkan saudara sendiri hanya karena permasalahan khilafiyah ( perbedaan pendapat ) yang membuat umat Islam mudah di adu domba oleh kelompok-kelompok yang memiliki aqidah di luar Ahlus Sunnah Waljama'ah yang berujung perpecahan diantara umat. Padahal sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda " perbedaan pada ummatku adalah rahmat "
Demikian pernyataan sikap ini dibuat sebagai wujud kasih sayang dan saling menghormati diantara sesama Umat Islam, serta saling menasehati dalam kebaikan dan kebenaran untuk terwujudnya Sumatera Barat menjadi negeri yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur

ulama tarekat menolak wahabi dan syiah

dewan ulama tarekat menolak wahabi dan syiah

Selanjutnya Baca:

Selasa, 26 Januari 2016

Kemasan Wahabi Yang Sangat Menarik, Semua Tertipu...!!!

Bersembunyi Di Belakang Ahlussunnah Waljama'ah
wahabi sembunyi di belakang ahlussunnah waljamaah

Di akhir zaman ini ada firqah atau sekte Islam yang  baru muncul 200 tahun yang lalu (muda usia) di Najd. Sekarang mereka giat dan rajin menyebarkan ajaran-ajaran Islam menyimpang dengan mengatas-namakan Ahlus Sunnah.  untuk menyamar dengan tujuan untuk mengelabui umat Islam. Dengan bertaqiyah Ahlus Sunnah terbukti semakin banyak kalangan kaum muslimin yang masih awam  kepincut dan kemudian menjadi pengikut yang penurut dalam sekte ini.

Para pengikut yang penurut tersebut kebanyakan hanya punya back-ground ilmu agama yang bisa dibilang “minim”, tetapi kemudian setelah beberapa bulan masuk dalam sekte tersebut menjadi “lancar” berbicara agama khususnya menyangkut persoalan isu-isu bid’ah dn syirik plus dalil-dalilnya. Mereka punya motto favorite “Kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah”, sebuah motto yang sekilas tampak keren. Akan tetapi tahukah anda bahwa ternyata eksistensi kelompok ini dengan mottonya itu ternyata oleh Nabi Saw  dijelaskan sebagai kelompak kaum yang menyimpang dari Ajaran Islam? Nah… anda yang baru dengar pasti kaget kan?

Seharusnya kita tidak perlu kaget seandainya tahu bahwa ternyata para ulama besar Ahlus Sunnah semacam ulama-ulama mazhab yang 4 ternyata tidak ada satu pun yang punya motto “Kembali Kepada Al Qur’an dan Al Sunnah”, begitupun para ulama top Ahlus Sunnah semisal Imam Nawawi, Imam Ibnu Hajar Al Atsqalani, Imam Suyuthi dan ribuan ulama Ahlussunnah Wal Jamaah dari dulu sampai sekarang tidak ada yang berteriak-teriak “Kembali Kepada Al Qur’an dan Al Sunnah”. Tetapi kenapa hanya kaum Wahabi (salafi) saja yang suka berteriak-teriak kembali kepada Al Qur’an dan Al Sunnah?

Berikut ini penjelasannya, disampaikan oleh ustadz  Ibnu Abdillah Al-Katibiy:

Ciri-ciri Aliran Menyimpang yang Mengatasnamakan Ahlus Sunnah

Oleh: Ibnu Abdillah Al-Katibiy

Jaga keluarga anda dari sekte ini :

Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda ;

“Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sbeaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya, maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat “. (HR. Imam Bukhari : 3342)

Nabi menginformasikan pada kita beberapa cirri khas sekte menyimpang ini (wahabi-salafi) sebagaimana hadits di atas :

Mereka pada umumnya masih berusia muda tetapi lemah akalnya, atau itu adalah sebuah kalimat majaz yang bermakna orang-orang yang kurangberpengalaman atau kurang berkompetensidalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Subyektivitas dengan daya dukung pemaham yang lemah dalam memahaminya, bahkan menafsiri ayat-ayat Al-Qur`an dengan mengedepankan fanatik dan emosional golongan mereka sendiri.

Sering membawakan hadits-hadits Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam dan juga ayat-ayat Al-Quran, namun semua itu hanya sebatas di lisan mereka saja tidak membekas di hati mereka.Artinya mereka memang pandai membawakan ayat-ayat Al-Quran demikian juga hadits-hadits Nabi lengkap beserta sanad dan nomer haditsnya, namun karena mereka tidak memiliki kapasitas di dalam memahami kandungan-kandungan makna dan maksud yang sebenarnya, maka ayat dan hadits itu menjadi bencana bagi mereka dan menjadi fitnah bagi kaum muslimin lainnya yang menyebabkan retaknya ukhuwwah Islamiyyah sebagaimana sabda Nabi di atas “Mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al-Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka “.
Atau ayat dan hadits yang mereka ucapkan hanya sebatas gambaran di lisan mereka saja tidak membawa bekas di hati mereka, sehingga perilaku lahir mereka bertentangan dengan bathin mereka, sehingga terkadang kita melihat mereka tidak memiliki adab di dalam membaca al-Quran atau meletakkan al-Quran, sebagaimana hadits Nabi lainnya :

“ Akan ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan dan memperjelek perbuatan “.

Mempunyai slogan kembali pada Al-Quran. Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
” Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran “. (Sunan Abu Daud : 4765)

Tanda mereka ini sangat nyata dan kentara kita ketahui pada realita saat ini, kaum wahabi selalu teriak kepada kaum muslimin untuk kembali pada Al-Quran. Ahlus sunnah selalu mengajak pada Al-Quran karena ajaran mereka memang bersumber dari Al-Quran, namun kenapa Allah menjadikan sifat ini sebagai tanda pada kaum neo khawarij (wahabi) ini? Sebab merekalah satu-satunya kelompok yang dikenali dikalangan awam yang selalu teriak mengajak pada Al-Quran sedangkan Al-Quran sendiri berlepas diri dari mereka.Sehingga hal ini (yad’uuna ilaa kitabillah; mengajak kepada Al-Quran) menjadi tanda atas kelompok ini bukan pada kelompok khawarij lainnya. Tidak ada satu pun khawarij atau kelompok ahli bid’ah yang selalu koar-koar kembali pada Al-Quran dan sunnah selain kelompok wahabi ini yang masih terus eksis hingga saat ini dengan slogannya tersebut.

Sumber: metroislam.com

Minggu, 24 Januari 2016

Filsafat Ketuhanan Buya HAMKA - Tidak Ada Yang Menyerupai-Nya

Tuhan Mesti Berbeda dari Alam
Filasafat Ketuhanan
Buya HAMKA

Perbedaan Zat Ketuhanan itu dengan zat yang baru ini, yakni alam, sudahlah nyata sekali. Pikiran dapat cepat menetapkan perbedaan diantara yang menjadikan dengan yang di jadikan. Tidak ada persamaan Khalik dengan makhluk-Nya, baik pada zat, sifat maupun perbuatan.


Tuhan telah menunjukan sifat-sifat di dalam firman yang disampaikan-Nya kepada Nabi-Nya. Sepintas lalu seakan-akan serupa sifat itu dengan sifat makhluk-Nya; misalnya melihat, mendengar, berkata, hidup dan lain-lain. Tetapi bila di jalankan pikiran selangkah lagi, akan kenyataanlah bahwasanya sifat itu mesti berbeda keadaannya. Persamaan adalah mustahil. Bagaimakah akan sama sifat yang di punyai oleh Zat yang Maha Besar dengan sifat yang di punyai oleh zat yang terjadi hanyalah karena izin dari Yang Maha Besar itu. kadang-kadang kita hendak tahu bagaimana perbedaan sifat itu. padahal terlalu banyak hijab atau dinding yang membatasi kita di dalam jalan hendak menyelidiki dan mengupas hakikat itu. Jangankan mengetahui perbedaan sifat Dia dengan sifat alam, sedangkan alam itu sendiri belum lengkap kita ketahui, dan yang kita dapat hanyalah sejemput kecil saja. Jangankan hakikat alam itu yang akan kita ketahui, sedangkan hakikat diri kita sendiri pun adalah satu perkara yang besar.


Maka kalau di katakan Tuhan bersifat Mendengar, bukanlah artinya pendengaran itu sama dengan pendengaran kita yang memakai telinga macam ini. kalau Dia Berkata, Dia Melihat, bukanlah artinya alat pelihatnya adalah mata sebagai mata kita yang di berikan-Nya ini. Dia membina langit, Dia menghamparkan bumi, Dia duduk di Arsy dan lain-lain sebagainya, semuanya itu tidaklah serupa yang kita pikirkan atau terdapat dalam kebiasaan kita. Dia berkata bahwa Dia bertangan yang terletak diatas tangan kita, bukanlah artinya Dia beranggota tubuh sebagai anggota tubuh kita ini. Alhasil, sifat daripada alam yang dijadikan oleh Tuhan tidaklah serupa dengan sifat Tuhan. Sebab Tuhan bukanlah alam, dan alam bukan Tuhan.


Bertengkar-tengkar dan kadang-kadang mengambil tempo berlama-lama sampai berpisah kepada beberapa firkah dan mahzab diantara ahli-ahli pikir Islam membicarakan tentang sifat-sifat Tuhan itu, tentang Dia memandang dengan Mata-Nya, Dia bertangan, Dia duduk di Arasy, Dia turun ke langit pertama  di pertiga malam dan lain-lain. Adakah mereka mendapat keputusan? Tidak ada! Keputusan yang dapat mereka keluarkan hanyalah perbedaan belaka. Yang ini berkata begitu dan yang itu berkata begini, namun rahasia itu tetap tertutup, dan selamanya akan tetap tertutup, sebab manusia tidak lah mempunyai cukup alat buat menyelidiki itu. Alat apa? kalau alat itu masih alam juga.

( Sumber: Filsafat Ketuhanan-Prof.DR. HAMKA )

Minggu, 17 Januari 2016

Muzakarah dan Tawajjuh Akbar Ulama Tareqat Se-Sumatera Barat

Forum Ulama Sufi Minangkabau 

ulama tareqat sumatera barat

Dalam usaha untuk membentengi akidah umat dari berbagai macam rongrongan baik dari dalam ( Wahabi, Syiah, dan aliran sesat ) maupun dari luar islam, ulama-ulama terekat se-Sumatera Barat mengadakan pertemuan akbar di Pondok Pesantren Tasawuf  Rabbani Kab. Solok. Acara yang di gagas oleh Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah dan Persatuan Muslim Sedunia di bawah pimpinan bapak Prof.DR. Bambang Pranowo, MA.

Rabu, 06 Januari 2016

Imam 4 Mahzab Mencintai Tasawuf, Mengapa Anda Tidak?

Ulama - Ulama Besar Yang Bertasawuf Dan Mencintai Para Sufi 
Imam 4 mahzab mencintai tasawuf
Ponpes Tasawuf Rabbani
Diantara ulama - ulama besar yang begitu mencintai para sufi dan ajaran tasawuf yang mengajarkan akan ihsan dan pembersihan hati. Mereka adalah orang - orang pilihan dalam islam, imam mahzab, pengarang kitab-kitab terkenal yang di jadikan sebagai rujukan utama setelah Al-Quran dan hadist. Bagi siapa yang mengenal ajaran tasawuf yang sebenarnya, tentu bisa di pastikan mereka akan mencintai para sufi, para wali dan orang-orang yang berusaha mencari jalan untuk mengenal dirinya sendiri. Seperti orang-orang besar berikut yang memahami apa itu ilmu tasawuf, apa itu sufi dan seperti apakah ajaran tarekat yang sebenarnya yang saat ini di anggap sesat oleh orang-orang yang tak mau berusaha untuk belajar dan memahami barang sedikit tentang tasawuf dan ajaran para ulama sufi, ulama tersebut adalah:

1. Imam Abu Hanifah RA.

Imam Abu Hanifah RA. adalah seorang imam mazhab dari empat mazhab terkenal, ternyata juga se- orang Mursyid Thariqah Sufi. Diriwayatkan oleh seorang Faqih Hanafi al-Hashkafi, menegaskan, bahwa Abu Ali ad-Daqqaq ra, berkata: “Aku mengambil Thariqah sufi ini dari Abul Qasim an-Nashr Abadzy, dan Abul Qasim mengambil dari Asy-Syibly, dan Asy-Syibly mengambil dari Sary as-Saqathy, beliau mengambil dari Ma’ruf al- Karkhy, dan beliau mengam- bil dari Dawud at-Tha’y, dan Dawud mengambil dari Abu Hanifah Ra.

Abu Hanifah dikenal sebagai Fuquha ulung, ternyata tetap memadukan antara syariat dan hakikat. Dan Abu Hanifah terkenal zuhud, wara’ dan ahlu dzikir yang begitu dalam, ahli kasyf, dan sangat dekat dengan Allah, berkah Tasawuf yang diamalkannya.

Imam Abu Hanifah (Nu'man bin Tsabit) murid dari Ahli Silsilah Thariqat Naqsyabandiyah, Imam Jafar as Shadiq ra. ...Abu Hanifah berkata: "Jika tidak karena dua tahun, Nu'man telah celaka. Karena 2 tahun saya bersama Imam Jafar as Shadiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar.
(Jalaluddin as Suyuthi didalam kitab Durr al Mantsur)

2. Imam Malik RA.

Malik bin Anas - Ulama besar pendiri mazhab Maliki yang juga murid Imam Jafar as Shadiq ra. Beliau mengatakan soal tasawuf ini dengan kata-kata yang sangat popular hingga saat ini. “Siapa yang bersyariat atau berfiqih tanpa bertasawuf, benar-benar menjadi fasiq. Dan siapa yang bertasawuf  tanpa bersyariat (berfiqih) benar-benar zindiq. Siapa yang mengintegrasikan Fiqih dan Tasawuf benar-benar menapaki hakikat kebenaran.
(Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, vol. 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).

3. Imam Syafi’i RA.

Beliau berkata: “Aku diberi rasa cinta melebihi dunia kalian semua: Meninggalkan hal-hal yang memaksa, bergaul dengan sesama penuh dengan kelembutan, dan mengikuti thariqat ahli tasawuf dengan menerima 3 ilmu :

Mereka mengajariku bagaimana berbicara
Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan kelembutan hati
Mereka membimbingku ke dalam jalan tasawuf
(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid al Albas, Imam 'Ajluni, vol. 1, hal. 341)

4. Imam Ahmad bin Hambal RA.

Sebelum belajar Tasawuf, Imam Ahmad bin Hambal menegaskan kepada putranya, Abdullah ra. “Hai anakku, hendaknya engkau berpijak pada hadits. Kamu harus hati-hati bersama orang-orang yang menamakan dirinya kaum Sufi. Karena kadang diantara mereka sangat bodoh dengan agama.” Namun ketika beliau berguru kepada Abu Hamzah al-Baghdady as-Shufy, dan mengenal perilaku kaum Sufi, tiba-tiba dia berkata pada putranya “Hai anakku hendaknya engkau bermajlis dengan para Sufi, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka selalu mengingat Allah dalam hati mereka., melalui ilmu yang banyak, muroqobah, rasa takut kepada Allah, zuhud dan himmah yang luhur (Allah)” Mereka adalah orang-orang zuhud yang memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi. Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka"

Beliau mengatakan, “Aku tidak pernah melihat suatu kaum yang lebih utama ketimbang kaum Sufi.” Lalu Imam Ahmad ditanya, “Bukanlah mereka sering menikmati sama’ dan ekstase ?” Imam Ahmad menjawab, “Dakwah mereka adalah bergembira bersama Allah dalam setiap saat…”
(Ghiza al Albab, vol. 1, hal. 120 ; Tanwir al Qulub, hal. 405, Syaikh Amin al Kurdi)

5. Imam Jalaluddin as Suyuti RA.

Tasawuf adalah ilmu yang paling baik dan terpuji. Ilmu ini menjelaskan bagaimana mengikuti Sunah Nabi SAW dan meninggalkan bid'ah.
(Ta'yad al haqiqat al 'Aliyyah, hal. 57)

6. Imam Ibnu Taimiyyah RA.

Ulama penentang tasawuf, akhirnya mengakui tasawuf adalah jalan kebenaran, sehingga menjadi pengikut thariqah Qadiriyyah."Kalian harus mengetahui bahwa para syaikh yang terbimbing harus diambil dan diikuti sebagai petunjuk dan teladan dalam agama, karena mereka mengikuti jejak Para Nabi dan Rasul.
Thariqah para syaikh itu adalah untuk menyeru manusia kepada Hadhirat Allah dan ketaatan kepada Nabi.
(Majmu al Fatawa Ibn Taimiyyah, terbitan Dar ar Rahmat, Kairo, Vol. 11, hal. 497, dalam bab. Tasawuf )

7. Zakaria Al Anshari RA.

Beliau berkata; Tasawuf adalah ilmu yang menerangkan hal-hal tentang cara membersihkan atau mensucikan jiwa, tentang cara memperbaiki akhlak dan tentang cara pembinaan kesejahteraan lahir dan batin untuk mencapai kebahagiaan abadi.

8. Imam Al-Muhasiby RA.

Abu Abdullah al-Harits Al-Muhasiby, wafat tahun 243 H, diantara karyanya adalah al-Luma’ dan Kitabul Washaya, yang sangat popular diantara kaum Sufi. Beliau pernah mengatakan berhubungan dengan perjuangan dirinya dalam mencapai wushul kepada Allah, melalui jalan Tasawuf dan tokoh-tokoh Sufi, “Amma Ba’du, sudah ada penjelasan, bahwa ummat ini terpecah menjadi tujupuluh lebih golongan Diantara golongan itu ada satu golongan yang selamat, Wallahu A’lam sisanya. Dan sepanjang usia saya, sering diperlihatkan perbedaan antara ummat. Saya mengikuti metode yang jelas dan jalan utama. Aku mencari ilmu dan amal. Saya menapak jalan akhirat melalui petunjuk para Ulama, dan saya memegang ayat Al-Qur’an melalui penakwilan para fuqoha’, dan aku merenungkan urusan ummat, dan menganalisa pandangan dan mazhabnya. Saya berfikir mengenai apa yang mampu, dan betapa banyak perbedaan yang begitu mendalam yang menenggelamkan banyak orang. Hanya sekolompok manusia yang selamat. Saya melihat bahwa mereka berpendapat bahwa golongan merekalah yang selamat.

Al-Muhasiby mengatakan: “Kemudian aku sangat mencintai mazhab kaum Sufi dan sangat banyak mengambil faedah dari mereka, menerima adab-adab mereka karena ketaatan mereka, yang sangat lurus, dan tak seorang pun melebihi mereka. Kemudian Allah membukakan padaku bukti-bukti tasawuf, keutamaannya mencerahkan jiwaku, dan aku berharap agar keselamatan ada pada orang yang mengakuinya, atau merias dengan perilakunya. Aku sangat yakin adanya pertolongan besar bagi yang mengamalkannya, dan aku pun melihat adanya pelencengan pandangan bagi yang menentangnya. Aku juga melihat adanya kotoran yang mengerak pada hati yang menentang tasawuf, dan terlihat pula adanya argumentasi yang luhur bagi yang memahaminya. Bahkan kemudian, aku mewajibkan diriku untuk mengamalkannya. Aku meyakininya dalam akidah rahasia batinku, dan meliputinya pada kedalaman rasaku, bahkan kujadikan tasawuf itu sebagai asas agamaku, dimana aku bangun amal-amalku, lalu di bangunan itu aku mondar-mandir dengan perilaku hatiku ”.

9. Imam Asy-Sya’rany

Jika ada pertanyaan, kenapa para Mujtahidin itu tidak menulis kitab khusus mengenai Tasawuf, jika mereka mengikuti aliran Sufi? Imam Asy-Sya’rany, mengatakan, “Para Mujtahidun itu tidak menulis kitab khusus mengenai tasawuf, karena penyakit-penyakit jiwa kaum muslimin di zamannya masih sedikit. Mereka lebih banyak selamat dari riya’ dan kemunafikan. Mereka yang tidak selamat jumlahnya kecil. Hampir-hampir cacat mereka tidak tampak di masa itu. Sehingga mayoritas Mujtahidin di masa itu lebih konsentrasi pada bidang ilmu dan mensistematisir pemahaman pengetahuan yang tersebar di kota dan desa, dengan para Tabi’in dan Tabiit Tabi’in, yang merupakan sumber materi pengetahuan, sehingga dari mereka dikenal timbangan seluruh hukum, dibanding berdebat soal amaliyah qalbiyah sebagian orang yang tidak banyak muncul”.

10. Dr. Yusuf Qardhawi, guru besar Universitas al Azhar - Mesir

Di dalam kumpulan fatwanya: "Arti tasawuf dalam agama ialah memperdalam ke bagian ruhaniah, ubudiyyah, dan perhatiannya tercurah seputar permasalahan itu".
“Para sufi sangat berhati-hati dalam meniti jalan di atas garis Al-Qur,an dan As-Sunnah. Bersih dari berbagai pikiran dan praktek yang menyimpang, baik dalam ibadat atau pikirannya. Banyak orang yang masuk Islam karena pengaruh mereka, Banyak orang yang durhaka dan zhalim bertobat karena jasa mereka. Dan banyak mewariskan pada dunia Islam, berupa kekayaan besar dari peradaban dan ilmu, terutama di bidang marifat, akhlak dan pengalaman ruhani, semua itu tidak dapat diingkari".

Selasa, 05 Januari 2016

Kata Kiasan Sehari - Hari Minangkabau Dilengkapi Arti Dan Makna

Kata-Kata Kiasan Sehari-hari Urang Minang

Kata kiasan minangkabau sehari hari


Nak mulie, inokan diri
Jika ingin hendak mulia, hinakan diri
Jika ingin di hargai orang, jangan menyombongkan diri

Basimalang samujua
Bersimalang semujur
Untung-untungan

Mati samuik karano manisan
Mati semut karena manisan
Mendapat bencana karena sesuatu yang menyenangkan

Balun tau di asin garam
Belum tahu diasin garam
Belum berpengalaman

Masuak ampek kalua limo
Masuk empat keluar lima
lebih besar pengeluaran dari pemasukan

Samati-mati angin
Semati-mati angin
Sekurang-kurangnya

Banyak cik minyak
Banyak cirit minyak
Cik minyak ( cirit minyak )=tahi/ampas minyak kelapa yang baru di masak
Dikiaskan pada orang yang banyak tingkah

Musang kapalo itam
Musang kepala hitam
Pencuri ayam

Garogok nieh
" garogok " Nias
Sebagai pendatang ia tak mau berbuat keributan
kalau ia kesal pada seseorang cukup di gertak saja
Dikiaskan pada ancaman seseorang, namun tidak sampai di lakukan

Mancak Malin Ameh
Mencak Malin Ameh
Dikiaskan pada jawab yang tidak bersesuaian dengan pertanyaan

Si panjang tungkai
Si panjang tungaki
Kiasan untuk hujan

Mamapeh dalam balango
memancing dalam belanga
Mencari keuntungan dalam lingkungan keluarga sendiri

Papek di lua, rancuang di dalam
Pepat di dalam, rancung di dalam
Rancung=runcing
Manis di mulut, busuk di hati

Pasak lidah
Pasak lidah
Orang yang buah katanya di ikuti orang banyak

Pasak saribu
Pasak seribu
Kiasan untuk nasi

Barek pinggua
Berat pinggul
Kiasan untuk pemalas

Maunggeh pudiang
Unggeh pudiang ( Unggas puding )= sejenis burung
Lari cepat karena ketakutan

Runciang tanduak
Runcing tanduk
Orang yang terkenal kejahatannya atau orang yang busuk namanya

Batimbo pitih
Bertimba uang
Hidup dalam kemewahan karena banyak uang

Batungkek tabu
Bertongkat tebu
Sindiran terhadap orang yang berjalan dengan istrinya

Mauruik kuduak
Mengurut kuduk
Membujuk bujuk


Senin, 04 Januari 2016

Zikir " HU " Pengertian Makna dan Tujuannya

METODE ZIKIR SUFI
zikir hu pengertian makan dan tujuan
Majelis Tarekat Qodiriyah Hanafiah
Rasulullah bersabda
" Sebaik-baik zikir adalah Lailahaillallah "
Tiada Tuhan selain Allah

Minggu, 03 Januari 2016

AHLUSSUNNAH WALJAMAAH Siapakah dan Bagaimanakah Mereka

ahlussunnah waljamaah siapakah dan bagaimanakah mereka

Golongan Yang Selamat dari 73 Golongan

Rasulullah pernah bersabda bahwa kelak di akhir zaman ( sekarang ini ) umat beliau akan pecah menjadi 73 golongan dan hanya 1 yang selamat sedangkan yang 72 lagi tempatnya adalah di neraka, golongan yang selamat itu adalah AHLUSSUNNAH WALJAMA'AH. Golongan inilah yang benar-benar umatnya Nabi Muhammad sedangkan yang lain adalah abal-abal atau lebih tepatnya umatnya Dajjal, karena pada akhir zaman manusia terbagi menjadi 2 golongan besar yaitu golongan Nabi Muhammad ( Ahlussunnah waljama'ah ) dan golongan Dajjal.

Saat ini adalah masa akhir zaman yang telah di sabdakan nabi, sekaranglah saatnya kita untuk memilih termasuk golongan manakah kita? Sekaranglah saatnya untuk menentukan status kita, seperti yang di nasehatkan oleh Tuangku Syeikh Muhammad Ali Hanafiah:

" Disaat ini kita harus menentukan status kita, siapa kita dan siapa keluarga kita, golongan apa kita saat ini? Apakah kita termasuk yang satu diantara 73 golongan, apakah kita termasuk yang satu Ahlussunnah waljamaah, atau yang lain. Harus jelas posisi kita saat ini. Kalau kita semua mati tanpa status apa yang akan terjadi pada Padang Mahsyar kita?

Tentukan Statusmu Saat Ini!

"Dunia kita ini ibarat kapal yang mau karam. Jika seseorang telah mengetahui kapal yg ditumpanginya mulai tenggelam, maka akal sehatnya akan mulai berfikir dan berlari mencari perahu sekoci untuk keselamatan diri. Tidak mau lagi terlena dengan apa yang di tanganya, apa yang mau di suapkan ke mulutpun dia tak pandang lagi, seharusnya sudah berlari dia mencari sekoci penyelamat, tidak duduk diam menunggu kapal karam. Maka tak ubahnya seperti itulah kita di zaman ini, sepantasnya kita sudah berlari ke perahu sekoci yg terdekat yakni Majelis-majelis Dzikir yg mengajarkan cinta kepada Allah dan cinta keRasulullah SAW. Jika memang kita masih punya akal sehat ! atau apakah masih kurang bukti dari Tuhanmu ! Sehingga Dia terbitkan matahari dari sebelah Barat Dan saat itu tidak satupun perahu sekoci yg dapat engkau tumpangi...!"
( Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah )

Siapakah Ahlussunnah Waljama'ah ?

Banyak kelompak atau golongan/sekte saat ini yang mengklaim bahwa mereka adalah Ahlussunnah Waljma'ah, sehingga membuat kita ragu siapakah dan golongan manakah yang termasuk 1 dari 73 golongan tersebut, kelompok manakah yang selamat dari fitnah akhir zaman, dan kelompok manakah yang benar dan bukan dari kelompok kelompok perangkap Dajjal?

Apakah Ahlussunnah Waljama'ah itu mereka yang selalu berpakaian arab, selalu menyebut diri/golongan mereka paling benar? dan menganggap sesat kelompok yang lain. Atau mungkin yang ahlussunnah itu adalah mereka yang sangat mengagungkan salah seorang sahabat nabi dan melaknat sahabat Nabi yang lain?
Tentu bukan. Tidak mungkin golongan yang selamat atau Ahlussunnah Waljamaah adalah golongan yang suka mencaci maki, membenci ahlul bait atau keturunan nabi, menyesatkan saudaranya sendiri, menganggap yang bukan golongan mereka adalah kafir dan sesat. Dan juga tidak mungkin yang ahlussunnah itu adalah mereka yang suka melaknat dan menghinakan sahabat nabi. Jika ada yang mengatakan mereka adalah Ahlussunnah Waljamaah namun sangat mudah sekali mengatakan sesat kepada kelompok lain yakinlah bahwa mereka bukan Ahlussunnah Waljama'ah.

AHLUSSUNNAH WALJAMA'AH, Apa itu?

Berikut adalah ciri-ciri atau tanda-tanda golongan Ahlussunnah Waljama'ah atau golongan yang akan selamat dari fitnah Dajjal di akhir zaman ( saat ini yang sedang berlaku ). Disampaikan oleh Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah dalam pengajian di Surau Rabbani Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani di hadapan para jamaah beliau dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad 1437 H:

"Tidak satu kelompok yang Ahlussunnah Waljama'ah, tidak satu golongan yang Ahlussunnah Waljama'ah, yaitu kelompok-kelompok yang MENGHIDUPKAN CINTA KE ALLAH DAN CINTA KE RASULULLAH, yang meng-ilah-kan Allah dan merindui Rasulullah, kelompok-kelompok yang memiliki keterkaitan batin satu sama lain, yang memiliki pembimbing, imam yang di teladani, yang memilki kasih sayang satu sama lain, yang memilki ikrar sehidup semati dalam perjuangannya, itu yang berjamaah. tapi kalau ada yang mengatakan saya adalah Ahlussunnah Waljama'ah namun mudah mengatakan orang sesat, kalau tidak bergabung anda dengan kelompok saya anda sesat. Imam Al - Ghazali sendiri pernah mengatakan; andaikata engkau lihat seseorang yang memilki kesesatan menurut engkau 99 persen kesesatannya, namun ada kemungkinan satu yang benar, haram bagimu mengatakan dia sesat."

"Jadi janganlah bergabung dengan kelompok-kelompok itu, itu bukan sekoci penyelamatan, itu perangkap-perangkap Dajjal. Bergabunglah kepada kelompok jamaah-jamaah yang mau menyatu dengan kita yang masih menyuarakan cinta ke Allah dan cinta ke Rasulullah SAW selain itu tinggalkan.  Jamaah yang menegakan kalimat Tauhid, cinta ke Allah cinta ke Rasulullah. Siapa saja dan dimana saja kelompok itu carilah, bergabunglah, dimanapun tempat-tempatnya berada bersatulah dengan kelompok-kelompok itu insya Allah kita akan selamat di dunia dan di akhirat."

Tentukan Status Anda Sekarang juga!

Sekarang adalah zaman fitnah. di mana manusia di beri pilihan untuk menentukan statusnya, apakah sebagai pengikuat nabi Muhammad atau pengikut Dajjal. Hanya ada 2 pilihan, silahkan bergabung dengan kelompok yang betul betul pengikut Nabi di mana saja mereka berada, yang masih menyuarakan cinta ke Allah cinta ke Rasulullah dan bukan kelompok yang sukan meyesatkan saudaranya sendiri atau kelompok yang suka melaknat sahabat nabi

Baca Juga: