Rabu, 13 Februari 2019

Makna Arasy Allah Menurut Ulama Sufi

makna arasy allah menurut ulama sufi

Dalam Alquran dikatakan bahwa Allah bersemayam diatas 'Arasy, dan hadits yang mengatakan 'Arasy Allah itu berada diatas Air. lalu bagaimanakah cara memaknai dan memahami hadits dan ayat Mutasyabihat ini? Kalau dimaknai secara dzahir atau tekstual maka akan berlawanan dengan Sifat Allah yang Maha Besar dan tak membutuhkan apapun juga, termasuk tak membutuhkan tempat.

Banyak tafsir para mufasirin dan ijtihad para ulama besar tentang ayat Arasy ini. Ada ulama yang memaknainya sebagai kekuasaan Allah. Ada yang tak mau susah-susah memahaminya, cukup yakini saja tanpa dipikirkan dan dipermasalahkan lagi. Dan ada juga ulama yang memaknai secara zahir kontekstual yang mengartikan bersemayam diatas arsy adalah duduk sebagaimana duduknya makhluk, dan arasy itu berada di atas langit atau arah atas.

Bagaimana makna Arasy menurut ulama sufi?

Sufi bukanlah sekte atau sebuah aliran baru, tapi sufi atau pengamal tarekat tasawuf adalah bagian dari Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja). Karena salah satu syarat Aswaja adala bertasawuf, tasawufnya Imam Al-Ghazali dan Imam Junaid Al-Baghdadi. Dan tasawuf itu diajarkan dalam sebuah lembaga yang disebut tarekat.

Salah seorang ulama sufi Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani, Mursyid Tarekat Qodiriyah Hanafiah dan Rais Mustyasar Dewan Ulama Thariqah Indonesia/ASEAN mejelaskan makna Arasy dalam sebuah kajiannya;

Baca:

MAKNA ARASY ALLAH
Kajian Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani

Pada hakikatnya yang menyebabkan kita dapat melihat atau mendengar adalah ruh. Namun, darimanakah proses kehidupan kita? Apakah bersumber dari internal ataukah eksternal. Apakah ruh dari dalam atau faktor dari luar?

Sumber kehidupan kita adalah dari yang Maha Meliputi, karena tidak satupun ada di dunia ini yang ada kecuali diliputi Allah. Inilah Arasy-Nya Allah.

Di mana pun sifat Allah maka di situlah Arasy Allah.

Pada saat Allah belum menciptakan, maka yang ada hanyalah Dia. Ketika Allah hendak menciptakan, maka yang pertama kali diciptakan adalah ruang.
Kalau Allah memang memerlukan ruang untuk menciptakan maka Allah ada dimana? Kalau Allah berada di ruangan, Allah menjadi kecil, begitupun bila Dia berada di dalam ruangan maka Allah terbatas.

Maka Allah Meliputi segala sesuatu. Yang Meliputi adalah sifat-Nya, tetapi ketahuilah bahwa sifat tidak berpisah dari zat. Dan yang diharuskan kitu kaji hanyalah pada tataran sifatNya.

Baca Juga:

Jadilah peran dalam suatu perjuangan umat dan jangan hanya jadi penonton, sungguh rugi diakhirnya nanti.