Minggu, 20 Desember 2015

Ibukota Negara Indonesia Zaman PDRI Adalah Bidar Alam Solok Selatan

Ibukota Negara Yang Memprihatinkan
bidar alam ibukota pdri
Tugu PDRI Bidar Alam

Pernahkan anda membayangkan sebuah ibukota sebuah negara bertempat di daerah pinggiran, jauh dari keramaian kota yang layak di sebut sebagai sebuah ibukota. Akses jalan menuju daerah tersebut masih dalam kondisi berbahaya apalagi bagi orang yang pertama kali masuk ke negri tersebut. Ibukota negara tersebut adalah BIDAR ALAM.

Bidar Alam adalah ibukota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Mr. Syafruddin Prawira Negara pernah mengendalikan pemerintahan PDRI di Bidar Alam lebih kurang tiga setengah bulan lamanya, yang sebelumnya beliau hilir mudik dari negri-negri di Sumatra seperti dari Bukittinggi, 50 Kota, Kampar Damasraya dan akhirnya sampai di Bidar Alam melalui Abai ( SBH ).

Jika melihat kondisi Nagari Bidar Alam yang terlihat biasa-biasa saja, tentu tidak akan pernah terpikirkan apalagi bagi generasi muda, pelajar dan para pendatang bahwa Bidar Alam pernah menjadi sebuah pusat pemerintahan sebuah negara berdaulat yang saat itu dalam kondisi darurat. Karena kondisinya yang masih jauh dari kemajuan, jalannya menuju kesana yang parah, listrik yg selalu hidup mati dan seabrek kekurangan lainnya. Sehingga sepintas lalu Bidar Alam sepertinya bukanlah sebuah ibukota negara, walaupun itu terjadi di masa penjajahan.
Mungkin karena peristiwa itu terjadi di masa lalu, sehingga pemerintah sekarang tak perlu untuk sedikit memoles atau membuat Bidar Alam sebagai negri yang pernah menjadi daerah penting di masa penjajahan. Toh,bukota RI sekarang Jakarta sudah maju dan modern.

Anda bisa melihat jejak-jejak sejarah yang terabaikan dan di biarkan begitu saja di Bidar Alam, Benda-benda saksi sejarah yang tak terawat, rumah serta stasiun radio ( sekarang MDA ) yang kelihatannya tak pernah di sentuh oleh pembaruan. Begitu juga tugu PDRI di halaman SDN 09 Bidar Alam yang tak terawat dan begitu begitu saja sedari dulu.

Alhamdulillah, semenjak di canangkannya Hari Bela Negara pada era SBY, " mata dunia " sedikit mulai terbuka akan pentingnya peranan Nagari Bidar Alam dalam sejarah panjang Republik Indonesia. Tanggal 19 Desember di peringati sebagai Hari Bela Negara, diperingati untuk mengenang dan meneladani sejarah dan tokoh-tokoh PDRI.

Pada setiap tanggal 19 Desember selalu di laksanakan upacara peringatan PDRI di Bidar Alam, dua kali upacara di adakan di Bukit Sangkar Puyauh Bidar Alam di sebuah panorama di atas bukit di Jorong Pasa Bidar Alam.

Semoga dengan telah di canangkannya hari Bela Negara setiap tanggal 19 Desember, kondisi Nagari Bidar Alam khususnya benda-benda saksi sejarah PDRI di Jorong Bulian dan Jorong Parak Durian bisa mendapat sedikit " sentuhan " dari tangan  pemerintah, sehingga Bidar Alam layak di sebut sebagai sebuah nagari yang pernah menjadi sebuah ibukota negara berdaulat.

Upcara Peringatan Hari Bela Negara 2015 di Bukik Sangkak Puyuah Bidar Alam

ibukota pdri bidar alam solok selatan


ibukota pdri bidar alam solok selatan

Jadilah peran dalam suatu perjuangan umat dan jangan hanya jadi penonton, sungguh rugi diakhirnya nanti.

5 comments

Sebaik pemerintah pusat harus bener benar memperhatikan daerah bidar alam tersebut karna pernah menjadi ibu kota negara indonesia ,

nanyo Pak, bukan nya Bukittinggi nan jadi ibukota PGRI, kalau ndak salah wakatu kami SD dulu nan jadi bukota PDRI iolah Bukittinggi.
Mandanga namo BIdar Alam baru kinio kalau itu nan jadi ibukota PDRI. Mohon kalau ado sumber tolong infokan. makasaih

Mr.Syafrudin Prawira negara lebih lama menjalankan pemerintahan PDRI di bidar alam solok selatan dari pada di bukittinggi atau di 50 kota, silahkan berkunjung ke bidar alam, banyak saksi hidup dan benda-benda peninggalan sejarah pdri di bidar alam,

bukannya koto tinggi?? buktinya juga banyak peninggalan PDRI disana??

Maaf bapak ibuk semua, bantu menjawab.. Tidak bisa kita meklaim daerah mana yg menjadi ibu kota Peri pada masa itu, karena pada dasarnya.. PDRI merupakan pemerintahan yg mobilitas atau berpindah pindah.. Jadi wajar saja kalau ada yg berkomentar daerah ini itu menjadi ibukota PDRI pada masa itu..