Rabu, 18 April 2018

Prabowo Subianto Membuat Panik dan Ragu Lawan-Lawan Politiknya Untuk 2019


PRABOWO BIKIN PANIK

Oleh: Tb Ardi Januar

Sejak resmi didaulat menjadi calon presiden oleh Partai Gerindra, Prabowo Subianto mendapatkan serangan bertubi-tubi dari pihak lawan. Hanya dalam hitungan hari, sedikitnya ada empat serangan yang dilancarkan kepada eks Danjen Kopassus ini.

Pertama, soal isu "Prabowo King Maker". Isu ini terus disuarakan oleh pihak yang tak ingin Prabowo maju. Mereka seolah menyanjung Prabowo sebagai negarawan yang akan memberikan kesempatan kepada figur lain. Padahal sebenarnya, mereka tidak ingin Prabowo maju dan khawatir bila Prabowo menang. Mereka golongan orang yang sok gentelman padahal cemen.

Semua hasil survei menyatakan, tidak ada nama lain yang pantas menandingi Jokowi selain figur Prabowo Subianto. Kalangan oposisi dan umat ingin Prabowo memimpin negeri, bukan menjadi king maker seperti yang dia lakukan saat Pilgub DKI Jakarta tempo hari.

Kedua, soal isu "Prabowo Bangkrut". Banyak yang menuding Prabowo tak lagi punya duit untuk biaya kampanye. Bagi golongan manusia semacam ini, uang adalah segalanya dalam berjuang. Mereka tidak memiliki alternatif lain untuk memenangkan kompetisi selain mengandalkan kekuatan materi. Wajar bila belakangan wara-wiri sambil bagi-bagi duit.

Mereka tak tahu bahwa Prabowo telah mengeluarkan kocek pribadi yang cukup besar untuk membantu Anies-Sandi di Pilgub DKI. Bahkan, di beberapa pilkada tahun ini, Prabowo juga membantu sejumlah calon kepala daerah dengan nominal tak sedikit. Meski tidak disponsori para taipan dan pihak asing, Prabowo enggak miskin-miskin amat. Lagi pula, memangnya jutaan kader Gerindra se-Indonesia akan diam saja? Tidak lah. Kader Gerindra terlatih bergerak tanpa duit.

Ketiga, soal isu "Prabowo Stroke". Pernyataan ini pernah dilontarkan Ruhut Sitompul dan terus "digoreng" para sekutunya. Mereka penebar hoax yang sok tahu tentang kondisi Prabowo. Padahal hingga kini, Prabowo masih rajin jogging di Hambalang yang kontur tanahnya naik turun. Prabowo masih rajin berenang dan begitu mahir menunggang kuda. Fisik Prabowo masih sangat prima.

Kebugaran fisik Prabowo akhirnya dibuktikan dengan rekaman video dirinya tengah diarak para kader Gerindra dengan bertelanjang dada. Sebuah tradisi jiwa korsa yang tidak diketahui golongan yang otak pas-pasan. Saat video ini tersebar, mereka langsung mencerca. Mungkin karena pemandangan semacam ini tidak bisa dilakukan oleh jagoannya.

Keempat, soal isu "Prabowo Cawapres Jokowi". Adalah Ketua Umum PPP Romahurmuziy yang melontarkan stetmen demikian. Romi lebih memilih nyinyir kepada Prabowo ketimbang memikirkan nasib partainya yang kian hari semakin memprihatinkan.

Di bawah kepemimpinan Romi, PPP tak kunjung reda menghadapi perpecahan. Belum lagi sejumlah kadernya yang memilih meninggalkan barisan, serta rating elektabilitas yang tak kunjung meningkat signifikan. Romi bukannya fokus mengembalikan kepercayaan umat, malah melempar isu yang terbilang murahan.

Bila Prabowo hanya mengincar posisi cawapres, barangkali sudah dari kemarin-kemarin Gerindra bergabung dengan kabinet kekuasaan. Prabowo memilih berada di luar barisan dan mengabaikan tawaran jabatan, karena Prabowo mendengarkan suara rakyat yang ingin Gerindra tetap menjadi oposan.

Prabowo membuat lawan dilanda kepanikan. Lawan yang biasanya berkata "rapopo", seketika reaktif saat membalas kritikan. Lawan yang biasanya datar menyikapi persoalan, seketika murka menyikapi tagar tulisan.

Lawan menuding Prabowo sosok pesimistis, padahal mereka yang sedang dihantui ketakutan. Takut tak lagi diberi mandat kepercayaan dan takut tak bisa melanjutkan kekuasaan. Untuk mendegradasi nama Prabowo, segala cara mereka lakukan. Sayang, rakyat tidak sebodoh yang mereka pikirkan.

Prabowo kerap difitnah para gerombolan produsen hoax. Prabowo terus dibully oleh golongan pendengki. Bukannya emosi, Prabowo malah ketawa-ketiwi sambil pergi ke dokter gigi. Hehehe.

Jangan lupa sarapan. Karena marah butuh tenaga.

Next:

Jadilah peran dalam suatu perjuangan umat dan jangan hanya jadi penonton, sungguh rugi diakhirnya nanti.