Minggu, 06 Mei 2018

Hakikat Mursyid - Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani

hakikat mursyid tarekat

Apa Itu Mursyid?

Sebagaimana sebuah lembaga pendidikan, Thariqah memiliki guru atau pelatih yang disebut sebagai Mursyid. Seseorang yang telah diamanahkan oleh Allah SWT melalui garis keturunan atau nasab dan sanad yang tersambung sampai kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, karena kemursyidan bukanlah sebuah jabatan karir yang dapat diraih dengan usaha atau kerja keras.

Kemursyidan merupakan pemberian dan amanah Allah SWT kepada orang orang yang sudah digariskan melalui nasab yang mulia. Setetes darah yang mengalir didalam tubuhnya merupakan sebuah ketentuan Allah Ta’ala, tidak dapat “dipesan” oleh yang punya diri, namun tidak semua yang memiliki nasab mulia yang dapat amanah menjadi mursyid. Seumpama emas yang tersimpan dalam batu, jika ia tidak diambil dari kedalaman perut bumi kemudian diolah dan ditempa menjadi emas yang berkilau, maka mustahil seseorang yang bernasab mulia akan diberikan amanah untuk menjadi seorang Mursyid.

Tidak sedikit juga diantara pengamal Thariqah berlomba-lomba untuk menjadi Mursyid, lantaran berharap orang-orang sekitarnya memuliakan dirinya. Sesungguhnya kemuliaan datang bukan dari makhluk namun ia datang dari kehendak Allah SWT, maka itu (merupakan) contoh sebuah penyimpangan bathin yang terburuk jika seseorang mempunyai sifat sifat tersebut.

“Emas” yang masih dalam perut bumi hanya dapat diambil oleh orang ahli dalam “penambangan” spiritual, karena tanpa itu sebaik-baik apapun “emas” tersebut, tidak akan menjadi sesuatu yang bernilai, sebab masih dibalut batu dan terpendam dalam perut bumi. Maka dengan menggunakan perkakas spritual seorang mursyid akan melahirkan seribu mursyid baik dengan jalan bertemu langsung atau tidak, bahkan cukup hanya bersentuhan secara spiritual yang kuat dan terus menerus.

Maka apabila proses “penambangan” itu berhasil menemukan dan membentuk “emas kemursyidan” maka seluruh “penambang” atau mursyid-mursyid yang sezaman akan mengetahui dan mengakui kadar emas kemursyidan tersebut tanpa mesti bukti hitam putih dari sehelai kertas ijazah.

Artikel berikut:

Jadilah peran dalam suatu perjuangan umat dan jangan hanya jadi penonton, sungguh rugi diakhirnya nanti.