Senin, 04 Juli 2016

Ngaji Tarekat - Adab Seorang Murid Kepada Guru Mursyid

Tiga Adab Seorang Salik Terhadap Mursyid
adab murid kepada guru mursyid

Didalam bertareqat atau menempuh jalan rohani seorang murid (salik) sangat di tuntut untuk melaksanakan adab yang berlaku dalam tarekat tersebut, karena menurut para ulama adab jauh lebih utama dari ilmu. Jika seorang salik tidak memilki adab kepada sang guru, sudah bisa di pastikan bahwa perjalanannya itu akan sia-sia, si salik tidak akan mendapatkan apa-apa dari perjalanannya itu. 

Di dalam bertarekat adab adalah hal yang utama. Orang yang tak memiliki adab tak pantas berada di jalan Tuhan. Tak berilmu tapi beradab kepada mursyid tentu akan lebih cepat sampai ke tujuan dari pada berilmu tapi tak beradab kepada mursyid, tentu yang lebih baik adalah berilmu dan beradab sekaligus kepada pembimbing rohaninya.

Didalam tarekat adab tiga adab yang mesti di pahami dan dilaksanakan oleh seorang salik yang sedang menempuh jalan ketuhanan seperti yang di jelaskan oleh Mursyid dari Tarekat Qodiriyah Hanafiah Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani.

Tiga adab tersebut adalah :

1. Adab seorang murid kepada mursyidnya tidaklah boleh melebihi adabnya kepada kedua orang tuanya sendiri.

Bagaimana sikap seorang murid kepada orang tuanya, maka begitujugalah sikapnya kepada mursyidnya. Contohnya dalam hal mencium tangan guru atau mursyid, jika si murid selalu mencium tangan orang tuanya, maka bolehlah simurid mencium tangan guru atau mursyidnya. Tapi jika tak pernah mencium tangan orang tuanya di saat bersalaman contohnya, maka tak mengapa jika tak mencium tangan guru mursyidnya, karena adab kepada gurunya tidak boleh melebihi adabnya kepada orang tuanya sendiri.

2. Seorang murid menganggap dan memposisikan mursyidnya sebagai orang tua spritualnya

Mursyid bagi murid adalah orang tua rohani, sedang ayah dan ibunya adalah orang tua bagi jasmaninya. Kedudukan orang tua jasmani sama dengan orang tua rohaninya, sehingga adab kepada orang tuan rohaninya tidak boleh melebihi adabnya kepada orang tua jasmaninya.

3. Seorang murid wajib menghormati mursyid lain diluar dari thariqahnya sebagaimana dia menghormati mursyidnya sendiri.

Menghormati mursyid dari tarekat lain berarti menghormati mursyid tarekat sendiri, dan tidak menghormati mursyid tareqat lain ( Tarekat yang muktabaroh ) berarti tidak menghormati mursyid sendiri. 

Untuk penjelasannya simak video singkat berikut oleh Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar-Rabbani tentang adab murid kepada guru mursyid.


Semoga dapat mencerahkan dan menambah pengetahuan kita tentang adab seorang murid yang sedang menempuh jalan kerohanian kepada guru pembimbing spritualnya.
Wassalam.

Artikel selanjutnya:

Jadilah peran dalam suatu perjuangan umat dan jangan hanya jadi penonton, sungguh rugi diakhirnya nanti.