Kamis, 26 Maret 2015

Musyawarah Burung - Mutiara Hikmah Syeikh Faridudin Al Attar















Kaum sufi adalah golongan yang banyak melahirkan tokoh tokoh besar untuk mengembangan ajaran Rasulullah saw, banyak sekali hikmah yang keluar dari mulut mereka ibarat untaian mutiara yang sangat berharga sekali, hikmah lahir dari kedalaman dan kebeningan hati.

Salah seorang dari sekian banyak tokoh sufi yang meninggalkan kitab kitab yang berisi hikmah yang mendalam adalah Syeikh Fariduddin Al Attar, beliau berasal dari Persia. Kitab Mantiqu't Thair adalah kitab fenomenal beliau yang berisi kisah perjalanan para burung dalam mencari Simurgh. 

Banyak hikmah-hikmah tersembunyi yang dapat di petik dari kisah perjalanan tersebut, hikmah yang sangat dalam sekali.

Kitab tersebut telah ada dalam edisi bahasa Indonesia, salah satunya adalah buku berjudul Musyawarah Burung. 

kali ini kami akan sedikit berbagi isi dari buku tersebut, semoga dapat mencerahkan hati kita yang telah terkena debu-debu dunia yang melalaikan kita dari tujuan hidup kita yang sesungguhnya yaitu mencari Simurgh

CINCIN  SULAIMAN

Tak ada batu yang pernah setenar batu pada cincin Sulaiman,
namun ini sebutir batu yang amat bersahaja, tak lebih dari seperdelapan dinar beratnya.
Tetapi ketika Sulaiman membuat cap dari batu itu, seluruh dunia ada di bawah perintahnya. Kekuasaannya di kukuhkan dan hukumnya meluas hingga ke ufuk jauh. Meskipun angin membawa sabda kehendaknya ke segala penjuru, Sulaiman hanya mempunyai sebuah batu seberat
seperdelapan dinnar saja. 
" Karena kerajaan dan kekuasaanku tergantung pada batu ini, maka mulai sekarang tak seorangpun akan mempunyai kekuasaan sebesar ini."
Meskipun Sulaiman menjadi raja agung karena cap batu ini, namun 
benda inilah pula yang memperlambat kemajuan di jalan rohani, maka iapun sampai ke sorga Adin lima ratus tahun kemudian dari pada nabi nabi lain.
Jika sebuah batu dapat menimbulkan keadaan demikian pada Sulaiman, 
apapula yang mungkin di timbulkannya pada makhluk semacam kau ini, 
Ayam Hutan yang malang? Jauhkan hatimu dari permata biasa itu.
Carilah permata asli dan jangan berhenti mencari jauhari sejati

( penggalan dari kisah Burung Hudhud menasehati Ayam Hutan )



Jadilah peran dalam suatu perjuangan umat dan jangan hanya jadi penonton, sungguh rugi diakhirnya nanti.