Minggu, 06 Mei 2018

Penolakan Ustadz Khalid Basalamah di Masjid KH Hasyim Asy'ari Jakarta oleh GP Ansor


Mencaci amalan warga NU, mengaggap bid'ah ibadah warga nahdiyin, mengatakan kafir kepada ulama-ulama NU, menvonis masuk neraka semua pengikut NU. Itulah "keutamaan" seorang da'i Salafi Wahabi DR. Khalid Basalamah yang sering bermasalah dengan setiap kajiannya yang terkadang tanpa pikir dan tanpa ilmu.

Setelah puas dengan vonis sesatnya terhadap amalan-amalan aswaja termasuk NU, tiba-tiba ustadz Khalid mau mengisi pengajian di Masjid KH. Hasyim Asyari. Dikutip dari CNN bahwa Tim Kajian Ilmiah Pegawai (TKIP) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menghelat kegiatan tabligh akbar dalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1439 H. Dalam acara itu, Khalid Basalamah direncanakan memberikan ceramah di hadapan pegawai negeri sipil Pemprov DKI Jakarta di Masjid KH. Hasyim Asy'ari Jakarta.



Hal ini tentu ibaratkan petir disiang bolong bagi warga NU, terutama GP Ansor. Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menolak ceramah ustadz khalid di masjid tersebut.

Menurut Yaqut yang mana masjid tersebut namanya adalah Masjid KH. Hasyim Asy'ari. pemberian nama Hasyim Asy'ari terhadap masjid raya itu, merupakan penghormatan atas jasa-jasa Kiai pendiri NU. Oleh karena itu, Yaqut juga berharap DKM Masjid KH. Hasyim Asy'ari menolak permohonan izin yang disampaikan panitia acara untuk menggunakan masjid tersebut.

"Nah kalau di dalamnya ada kajian dari orang yang kerap menyalah-nyalahkan kan amaliyah NU, bukannya itu sama saja berniat mengejek? " ujar Yaqut.

"Saya berharap, pengurus Masjid KH. Hasyim Asy'ari menolak permohonan itu," tutur Yaqut.

Baca: Tawaran Debat Terbuka Untuk Khalid Basalamah dari Banser Lubuk Linggau

Atas insiden kecil penolakan terhadap kajian ustadz Khalid oleh GP Ansor ini bisa menjadi sebuah cambukan kecil bagi da' Salafi Wahabi Ustadz Khalid Basalamah untuk segera merubah metode dakwahnya yang sembrono untuk menjadi dakwah sehat yang menghargai perbedaan atau kilafiyah dalam ibadah atau amaliyah di negeri yang mayoritas Ahlussunnah Waljamaah ini.


Jadilah peran dalam suatu perjuangan umat dan jangan hanya jadi penonton, sungguh rugi diakhirnya nanti.

2 comments

otak penulis yg sembrono, sebelum menulis belajar dulu

sungguh miris banyak penulis jurnal/artikel yang tidak berilmu tapi menulis seakan-akan paling berilmu. maka tidak heran di zaman ini banyak situs/artikel berisi hoax dan berita simpang-siur karena ditulis oleh orang-orang fasik