Rabu, 31 Januari 2018

Silek Batin Atau Silat Ghaib Dalam Ajaran Tareqat di Minangkabau


BACK TO SPIRIT OF THARIQAT: “SILAT LAHIR HINGGA KE BATIN”

Surau Inyiak Cubadak, JENIUS. - Membahas Kaji Silek (ilmu Silat) yang berkembang di Alam Minangkabau se akan tak ada habisnya, bagai menggali sumur tanpa dasar. Makin dikaji makin banyak ditemukan KHAZANAH SILEK yang selama ini TERSEMBUNYI, TERPENDAM atau bahkan mulai HILANG dari Kancah Persilatan.

Kaji SILEK BATIN misalnya, adalah Ilmu Silat yang berkembang seiring dengan proses Islamisasi yang dilakukan oleh para ‘Ulama Thariqat di Tanah Minangkabau. Maka, Kaji Silek Batin tidak lepas dari ajaran tarekat tersebut. Langkah-langkah dalam gerakan Silatnya pun membentuk Alif-Lam, Lam-Ha, Mim-Ha, dan Mim-Dal.

Kaji Silek Batin ( silat ghaib) menekankan pendidikan SPIRITUAL atau MISTIS untuk membuka mata jiwa, kekuatan SUPERNATURAL, dan beragam kekuatan MAGIS lainnya. Para murid biasanya kebal api, termasuk bisa melempar kelapa yang dibakar pakai tangan kosong.

Mereka digembleng dengan tiga kekuatan. Satu adalah fisik yang menjatuhkan dan melumpuhkan lawan. Mereka juga diwajibkan mandi MINYAK PANAS atau AIR KERAS yang bertujuan agar tidak terkilir atau patah. Kedua, TENAGA DALAM melalui olah pernafasan dan yang ketiga ialah TENAGA GHAIB dilatih dengan doa-doa melalui wirid (zikir).

Jika yang digembleng dengan Silek Batin ini adalah anggota Densus 88, tentu siap menjadi anggota satuan elit ANTITEROR dengan kekuatan SUPER. Tak hanya kebal, terhadap bacokan, tembakan, dan panas membara, mereka juga bisa memiliki kepekaan tinggi terhadap marabahaya. Mirip-miriplah dengan indera supernya Spider Man.

Tanpa perlu senjata api, atau lainnya Insya Allah setiap kepalan tangan, kaki dan anggota tubuh adalah senjata. Pelurunya melalui OLAH PERNAPASAN dan WIRID, membuka mata batin sekaligus intuisi melalui firasat ketika ada kejahatan yang ditujukan kepada dirinya.

MISTISME mengakar kuat dalam kebudayaan asli Indonesia. Benturan antara senjata api dan kekuatan magis bukan barang baru di Indonesia. Beberapanya bahkan pernah diulas panjang lebar di media. Salah satu yang paling menggemparkan adalah kasus tentang seorang pembunuh yang tak mempan ditembak sampai seorang sniper polisi menembak cincin bertuah yang ada di jari sang pembunuh.

Cari saja video-video semacam itu di Youtube, maka kita akan melihat bermacam cerita luar biasa adanya manusia super dari negara ini berkat menguasai ilmu silat dioplos ilmu kebal.
Karena itu, saya yakin sepenuhnya bahwa silat dapat dipakai tak sekadar untuk bela diri. Silat yang telah diimbuhi tenaga dalam bisa memberi proteksi tambahan pada personel polisi saat menghadapi pelaku aksi teror.

Buktinya, sudah tersaji pada masa perjuangan antikolonial kakek nenek kita melawan militer Belanda. Silek Batin telah digunakan oleh Tuanku Nan Renceh dan orang-orang zaman dulu dalam mengusir penjajahan. Hanya berbekal bambu runcing dan teriakan Allahu Akbar, bisa melawan penjajah yang memiliki peralatan lebih canggih. Nah teriakan ini ibaratnya tenaga gaib pengobar semangat memberikan tambahan tenaga untuk melumpuhkan penjajah. (az)

Sumber: Surau Suluak Inyiak Cubadak

Catatan Terhadap 37 Masalah Populer Abdul Somad Lc Dari Ustadz Ubaidah Yusuf As-Sidawi


MENIMBANG CATATAN USTAD ‘SALAFI’ TERHADAP BUKU KARYA USTAD ABDUS SHOMAD.

Download ebook lengkapnya disini;
Menimbang Catatan Ustadz " Salafi " Terhadap Buku 37 Masalah Populer

Selasa, 30 Januari 2018

Dewan Ulama Thariqah; Umat Telah Dibodohi Politisi Busuk dan Ulama Berbau Bangkai


Himbauan Dewan Ulama Thariqah Indonesia ( DUTI )

Sungguh miris negeri kita ini, ulama bukan menjadi tempat untuk mendapatkan pencerahan dan kesejukan namun telah menjadi corong-corong kepentingan politik dan kelompok tertentu.
Sungguh sedih melihat umat yang dibodohi dengan gerombolan serigala politik busuk yang selalu menjadi sponsor ulama yang berbau bangkai, yaitu ulama yang mencuri dunia melalui kedok kedok agamanya.

Teguran KH. Tengku Zulkarnain Untuk Kapolri yang Gagap Sejarah Pergerakan di Indonesia


Surat Terbuka KH. DR. Tengku Zulkarnain untuk kapolri.

Jika Petinggi Negara NKRI, sekelas Kepala Kepolisian Republik Indonesia masih bersikap seperti ini, kasihan Ibu Pertiwi dan akan menangis lah Para Pejuang Pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia, ujungnya dapat mengancam Kesatuan dan Persatuan di NKRI

Mereka yang berada di luar Ormasy Islam saja, dan tidak memeluk Agama Islam, walau tidak lebih dari 10% populasi WAJIB dihormati jasa jasanya dalam perjuangan Kemerdekaan, apalagi umat Islam yang hampir 9O%. Bukankah ada ungkapan yang sangat terkenal:”Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang dapat Menghargai Jasa Pahlawannya?

Nampaknya, Bapak Kapolri sangat perlu belajar lagi tentang sejarah Pergerakan dan Perjuangan Indonesia. Sikap dan pengetahuan anda tantang hal Ini sangat mengecewakan.

Ada banyak Ormasy Islam di luar NU dan Muhammadiyah yang ikut berjuang mati matian melawan Penjajah di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh sampai Halmahera.

Di Jawa saja sebelum Muhammadiyah dan NU lahir Ada Syarikat Islam, kemudian menjadi Syarikat Dagang Islam, dengan Tokoh pendiri HOS Cokroaminoto, guru besar bagi Bung Karno dan banyak tokoh pejuang lainnya.

Di Jakarta tahun 1901 berdiri Jami’atul Khairat, didirikan oleh para ulama dan masyarakat keturunan Nasionalis Arab.

Di Banten ada Mathla’ul Anwar berdiri tahun 1916 di Menes, bahkan 10 tahun sebelum NU berdiri, dan hanya 4 tahun setelah Muhammadiyah, yang berdiri di Yogjakarta pada tahun 1912. Dan anda perlu tahu saat itu TIDAK ADA satupun anggota Muhammadiyah, apalagi anggota NU yang berjuang demi Rakyat Indonesia dan Kemerdekaan Indonesia di wilayah Banten. Bukankah NU belum lahir ke dunia saat Umat Islam Mathla’ul Anwar di Banten sudah berjuang melawan penjajah dan membuat usaha agar Republik Indonesia bisa berdiri MERDEKA?
Perlu juga Bapak ketahui bahwa salah satu anak didik Mathla’ul Anwar adalah Almarhum Bapak Haji Alamsyah Ratu Prawira Negara, Jendral pejuang asal Lampung, yang pernah jadi Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Agama RI.

Di Medan, berdiri Ormasy Islam Al Washliyah pada tahun 1926. Membuat banyak sekolah, bahkan para Ulama nya berjuang angkat senjata melawan penjajah Belanda. Sebut Almarhum Riva’i Abdul Manaf(pengarang lagu “Panggilan Jihad”, yang fenomenal itu), Almarhum Bahrum Jamil, Almarhum Bahrum Sholih dll., Ulama pejuang dari Al Washliyah. Perlu Pak Kapolri Catat BESAR BESAR bahwa pada saat itu dapat dipastikan belum ada Satu orang pun anggota NU di Sumatera Utara, khususnya Medan yang berjuang di sana.
Pada tahun 1936 berdiri pula a Ormasy Islam Al Ittihadiyah, oleh Syekh Muhammad Dahlan, Syekh Zainal Arifin Abbas, (penulis Besar asal Medan, yang juga Ulama Pejuang yang angkat senjata melawan penjajah), Dan Syekh Sayuti Nur(guru saya), Ulama Pejuang di Medan.

Di Aceh berdiri Persatuan Ulama Aceh yang menuliskan fatwa Jihad melawan Penjajah Kafir Belanda dan menuliskan “Hikayat Perang Sabil” yang terkenal itu.

Di Sumatera Barat berdiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah(PERTI) yang dipelopori oleh Almarhum Syekh Sulaiman Arrasuli, Syekh Abbas Padang Lawas, Syekh Jamil Jaho, Syekh Sa’ad Mungka, Syekh Abdul Wahid, Padang Jopang, Suliki, Payakumbuh(kakek guru saya). Sudah dapat dipastikan saat itu belum ada anggota NU yang berjuang di sana.

Di Jawa Barat ada Persis, didirikan oleh Syekh A. Hassan Bandung, yang banyak membantu Bung Karno dan menginpirasi pemikiran Beliau. Ada Juga PUI (Persatuan Umat Islam).

Di Lombok ada Nahdhatul Wathon, yang didirikan oleh Tuan Guru Zainudddin, kakek dari Tuan Guru Bajang, Gubernur NTB saat ini.

Di Sulawesi Ada Al Khairat, dan lain lain.

Apa pak Kapolri pikir jika saat itu hanya NU di Jawa Timur, dan Muhammadiyah di Yogjakarta dan sekitarnya yang berjuang memerdekakan NKRI, sementara wilayah Aceh sampai Maluku Ulama dan Umat Islam berpangku tangan tidak ikut berjuang, KEMERDEKAAN INDONESIA dapat tercapai?

Tegas kami katakan bahwa di NKRI ini semua Ormasy yang ada di NKRI mempunyai HAK dan KEWAJIBAN yang sama. Mendoktrin dan menebarkan Policy “BELAH Bambu” sangat tidak manusiawi.

Melalui Surat Terbuka ini saya, Tengku Zulkarnain PROTES KERAS atas pernyataan Bapak Kapolri dan meminta anda meminta maaf serta menarik isi pidato anda yang saya nilai tidak ETIS, merendahkan jasa Para Ulama dan Pejuang Islam di luar Muhammadiyah dan NU. Mencederai rasa Kebangsaan, serta berpotensi memecah belah Persatuan dan Kesatuan Bangsa dan negara Indonesia.

Tanjung Pinang, 29 Januari 2018
Oleh: FB Tengku Zulkarnain ( Link berisi video pidato kapolri )


Senin, 29 Januari 2018

Yakinlah Gurumu Mengetahui Akan Hal Dirimu ...!!




Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha  melawan ego yang sepertinya sia-sia…
Guru mu mengetahui betapa keras engkau sudah berusaha.


Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih…
Guru mu sudah menghitung airmatamu.


Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja…
Guru mu sedang menunggu bersama denganmu.


Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon.
Guru mu selalu berada disampingmu.


Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi…
Guru mu punya jawabannya.


Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan…
Guru mu dapat menenangkanmu.


Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan…
Guru mu sedang berbisik kepadamu.


Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur…
Guru mu telah mendoakanmu .


Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban…
Guru mu telah tersenyum padamu.


Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk diwujudkan…
Guru mu sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.


Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap…

Guru mu  MENGETAHUI …………

Sumber: sufimuda.net



Beda Cara SBY dan Mukidi Dalam Meraih Kursi Presiden 2 Periode



DUA PERIODE SBY

1. SBY tidak perlu KACUNG KACUNG yang tersebar di Medsos untuk memimpin dua periode .

2. SBY tidak melakukan pembiaran oknum memacah belah umat untuk berkuasa dua periode .

3. SBY tidak perlu utang gila gilaan untuk mempertahankan pemerintahan nya hingga dua periode .

4. SBY tidak perlu meMONOPOLI Media Cetak dan Televisi bahkan meMONOPOLI PARTAI untuk merebut kembali tampuk Kepimpinan dua periode .

5. SBY tak perlu masuk comberan untuk jadi presiden

6. SBY tak perlu jadi model dadakan untuk mempromosikan sendal jepit ,kain sarung ,sepeda,becak,jadi tukang sapu,dan aksi aksi lainnya

7. SBY tidak pernah menuduh lawan politiknya dengan lima(5) Fitnah KAPIR;

K-KHILAPAH
A- ANTI KE BHINEKAAN
P- PEMECAH BELAH UMAT
I- INTOLERANT
R- RADIKAL

8. SBY tidak perlu bagi-bagi sertifikat tanah untuk rakyat kembali memilihnya dua periode .

KARENA (SBY) DI AKHIR JABATAN PERIODE SATU "1"
ELEKTABILITAS SBY 70% UNTUK PETAHANA YANG ELEKTABILITASNYA 41%MEMANG HARUS LEBIH GIAT KAMPANYE .

SBY berhasil mejabat sebagai presiden dua periode dengan cara cara yang berkelas ,elagan dan bonafide.

By: Ahmad Dhani

Sabtu, 27 Januari 2018

" AIB " Ustadz Abdul Somad Akhirnya Terbongkar Juga

aib ustadz abdul somad

Hari ke hari, aib UAS makin terkuak. Kedok sebenarnya, terungkap setelah UAS menolak undangan Mr. J.

(1) Aib pertama adalah, sensasi dakwah yang diusung UAS. Isinya: mengajak pada pembersihan hati dari iri dengki dan permusuhan sesama umat Islam. Sangat sensasional bukan? UAS diterima HTI, PKS, NU garis lurus, Muhammadiyah, Salafi Garis Lurus,dll. Bahkan diterima semua muslim normal. Pesan Al-Ummah Al Muttahidah, jelas aib yang mengancam budak-budak kolonial.

(2) Aib kedua adalah, Empati dan Egaliter. Pesan dakwah UAS menyuburkan pesan egaliterianisme di kalangan umat. Setiap jawaban UAS, membuat paham jamaah. Paham yang memudarkan fanatisme.

(3) Aib ketiga, hidupkan keagungan iman (isti'laa imani). Di tengah hal-hal aneh yang menimpa sebagian Kyai-kyai NU, DEPAG, dan arogansi aparat. UAS hadir menggemuruhkan keimanan. Umat semakin percaya diri dan sigap melawan dengan santun.

(4) Aib keempat, antusiasme jamaah. Jelas ini adalah aib yang dapat mempermalukan rezim diktator. Umat proletar, mendapatkam energi positif dari pesan-pesan dakwah UAS.

(5) Aib kelima, teguh pendirian. UAS walaupun dijuluki si kurus. Tapi tak pernah menjual kekurusan dan kesederhanaannya untuk membohongi publik. apalagi gaya sholat depan camera guna pencitraan. UAS apa adanya dan bukan “adanya apa”. Tidak mencla-mencle.

(6) Aib-aib UAS diperparah dengan sikap UAS sendiri yang sangat profesional dalam menjalankan tugasnya; baik sebagai dosen, PNS maupun da’i sejuta ummat. UAS mempermalukan semua tokoh Indonesia.

-selesai-

Itulah UAS. Ustad Abdus Shomad,Lc.MA.
Wajar rezim Fir’aun dan koleganya dari para kecebong tak kenal lelah menghentikan laju dakwah UAS. Mencari aib negatif dari UAS, yang ada malah aib-aib di atas. Keep fight UAS!!

Primajasa: 15:35.

By: Nandang Burhanuddin.


Selasa, 23 Januari 2018

Undang-Undang Legalitas LGBT Didukung DPR 5 Fraksi?


Lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau transeksual (LGBT) sejatinya adalah musuh seluruh bangsa Indonesia termasuk partai-partai politik. Pengamat Sosilogi, Musni Umar mengatakan alasan teologis, disebutkan dalam kitab suci Alqur'an bahwa kaum Nabi Luth dimusnahkan karena melakukan hubungan seksual sesama jenis seperti yang dilakukan LGBT.

Selain itu, alasan ideologis. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai pasal 29 ayat (1) berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Pilar Ketuhanan Yang Maha Esa adalah agama.

Musni mengatakan bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam mengharamkan berkawinan sejenis. Begitu juga agama-agama lain di Indonesia. "Atas dasar itu, maka partai-partai politik tidak boleh melegalkan LGBT karena bertentangan dengan ajaran Agama yang merupakan pilar sila pertama dari Pancasila," ujarnya kepada Republika.co.id, Jakarta, Senin (22/1).

Selain itu, alasan sosiologis. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religous (beragama). Wujud dari keberagamaan bangsa Indonesia, mereka amalkan amar ma'ruf nahi mungkar (memerintahkan perbuatan yang baik dan melarang perbuatan yang buruk).

"LGBT merupakan perbuatan yang tidak baik. Jika benar ada lima partai politik di DPR yang mendukung LGBT, maka rakyat bisa menghukum mereka dengan tidak memilih para calon anggota parlemen di semua tingkatan dari partai-partai politik yang mendukung LGBT," ungkapnya.

Menurutnya, pada 2019 akan dilaksanakan pemilu, rakyat bisa menghukum partai politik dengan tidak memilih calon mereka dalam pemilu, yang bisa mulai dilakukan dengan tidak memilih calon partai politik dalam pilkada 2018. [ republika.co.id ]

Senin, 22 Januari 2018

Kajian Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah; Allah Tak Menyembunyikan Diri-Nya


Assalamu’alaikum wr.wb.

Kehadiran Mursyid Tak Tergantikan Oleh Teknologi Apapun - Tuangku Syeikh Muhammad Ali Hanafiah


Assalamu’alaikum wr.wb.

Banyak orang yang belajar tasawuf di youtube dan internet merasa diri mampu memahami apa tasawuf itu. Memang, internet itu ada manfaatnya. Namun, manfaat itu justeru dapat membawa mudharat jika kita tidak tahu cara dan adab menggunakannya. Banyak di antara kita belajar tasawuf menganggap tidak perlu bertemu dengan seorang guru. Ada yang merasa cukup dengan menonton gurunya di youtube sehingga tidak perlu menjumpainya secara langsung. Padahal, tasawuf itu tidak hanya sekadar ilmu pengetahuan. Jika tasawuf itu hanya sebagai ilmu pengetahuan, maka cukup dengan baca buku atau membuka internet. Fenomena masyarakat kita saat ini sedang mengarah ke sana, terutama masyarakat perkotaan. Fasilitas orang kota lebih lengkap, sinyal untuk internetnya full, apalagi harganya murah. Dengan internet, mereka bisa menggantikan pertemuan dengan guru mursyid dengan menonton youtube dan mencari di Google. Ini merupakan cara-cara Dajjal untuk menutupi hati kita dari cahaya iman. Cara Dajjal untuk memutus hubungan antara murid dan guru. Sebab, apabila seorang murid atau orang yang berkehendak ingin mengetahui atau mengenal Allah lebih dekat maka ia harus bertemu dengan guru mursyid.

Bertemu dengan mursyid bukan hanya sekadar ilmu pengetahuan yang akan dia terima tetapi juga gelombang energi spiritual. Gelombang energi itu adalah gelombang yang dialirkan dan guru sebagai perantaranya. Gelombang energi itu bukan berasal dari guru melainkan berasal dari sumber energi, yaitu Allah dan turun kepada Rasulullah Saw sampai melalui pewaris-pewarisnya yang berhadapan dengan murid-muridnya. Bahkan, dalam banyak kitab-kitab tasawuf dimana tidak asing lagi kalau kita mendengar bahwa jika seorang murid bertemu dengan mursyid itu sama dengan mandi secara ruhaniah. Mandi dengan energi ketuhanan. Dan inilah yang sudah kurang ditemui di tengah-tengah masyarakat kita. Jangankan hal itu, penilaian kita tentang keberkahan sudah tipis, dan sudah tidak percaya lagi adanya keberkahan. Yang kita percayai adalah sesuatu yang bisa disentuh atau dilihat, tetapi lupa dengan keberkahan. Internet itu menghilangkan keberkahan, dan kajian yang didapat dari internet itu tidak membawa berkah.  Mau sebanyak apa pun yang kita baca di sana, tidak ada yang membawa berkah di sana. Sekali lagi, tidak ada yang membawa berkah di sana. Di sana telah bercampur antara yang hak dan batil. Kalau hanya untuk mendapatkan pengetahuan dan menambah wawasan, silahkan baca di internet. Namun, jika mau mencari berkah maka jangan di internet. Temuilah guru-guru kita! Datangi majelis-majelis dan langsung bertemu dengan para guru. Satu detik saja duduk bersama guru mursyid itu lebih baik daripada 24 jam menonton kajian-kajian di internet atau youtube.

Acara kita di Majelis Rabbani ke depan itu kan berkumpul dengan para mursyid, ulama, dan habaib. Kegiatan ini jangan diremehkan. Ambillah berkah di sana. Berkah itu bisa menjadi energi yang akan mengubah kehidupan kita. Bisa menjadi pintu-pintu rezeki dalam kehidupan kita. Bisa menjadi kesehatan untuk perpanjang umur kita. Keberkahan itu banyak, bergerak dan bertransformasi dalam mengubah kehidupan kita. Berkah itu bukanlah sekadar berkah yang kita pahami, tetapi ia merupakan energi yang mengubah dan mentransformasi pada diri kita, mencukupi apa yang menjadi kebutuhan dan kekurangan kita.

Malam ini kita ziarah rambut suci Rasulullah Saw. Keberkahan yang kita peroleh dari acara ziarah ini memiliki dampak yang berbeda-beda bagi setiap kita. Ia bergerak dan bertransformasi sesuai dengan kebutuhan dan apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan pada diri kita masing-masing. Jangan dipahami bahwa berkah itu hanya terkait dengan duit atau kesehatan saja atau lainnya,  tetapi ia datang sesuai dengan apa yang kita butuhkan, atau apa yang menjadi sesuatu yang kurang dari diri kita saat ini.

Bapak dan ibu yang Allah rahmati

Silahkan membaca internet atau menonton youtube untuk belajar wawasan dan pengetahuan tentang tasawuf, dan kita tidak membatasi itu. Namun, jika ingin menambah berkah dan gelombang energi spiritual yang datang dari Allah, itu tidak mungkin bisa dengan internet. Maka, kehadiran seorang mursyd di tengah-tengah muridnya tidak bisa digantikan oleh teknologi apa pun di dunia ini dan sampai kapan pun.

Alhamdulillah, semoga pada malam hari ini, Allah bukakan hati kita dan tersingkap dari hijab-hijab, yang jauh dapat menjadi dekat, yang dekat bisa lebih menyatu dan rapat lagi.

Masjid Rabbani, 17 Januari 2018.

Ditulis oleh: DR. Zubair Ahmad, MA
Sumber: http://majelisrabbani.org

Bersambung ke:

Rabu, 17 Januari 2018

Ustadz Zulkifli M Ali Penuhi Panggilan Polisi Dilepas Haru Jamaah Payakumbuh


Penuhi Panggilan Polisi, Ustadz Zulkifli Dilepas Haru Para Jemaah

Payakumbuh - Ustadz Zulkifli Muhammad Ali ditetapkan sebagai oleh Bareskrim Polri atas kasus ujaran kebencian. Beliau diminta untuk memenuhi panggilan polisi pada Kamis (18/01/2018) di Jakarta.

Menurut keterangan Edi Kusmana, adik iparnya, ustadz Zulkifli diperkarakan terkait ceramahnya tentang paham komunisme, syiah dan KTP palsu pada tahun 2016 silam.

“Terkait status tersangka ustadz kita, Zulifli Muhammad Ali, maka dengan ini, disampaikan bahwa beliau dijerat dalam kasus UU ITE, ujaran kebencian dan SARA terkait paham komunisme, KTP palsu Cina, Syiah yang tersebar tahun 2016 silam di medsos,” ungkap Edi Kusmana melalui keterangan tertulisnya.

Ustadz Zulkifli bertolak dari rumahnya di Payakumbuh, Sumatra Barat pada Rabu siang (17/01/2018) menuju Bandara Sultan Sharif Kasim II, Pekanbaru untuk berangkat ke Jakarta. Menjelang keberangkatannya, banyak jemaah, para murid dan kerabat datang.

Komplek rumah beliau dipenuhi para jemaah yang ingin berpamitan kepadanya. Bahkan, orang-orang yang hadir tak hanya dari Payakumbuh saja, melainkan juga dari luar kota, misalnya Bukittinggi. “Ada yang datang dari Bukittinggi,” ungkap salah-satu kru UZMA media, Alifuddin.

Ia juga memberikan sejumlah pesan dakwah kepada semuanya. Suasana haru pun pecah takala ustadz Zulkifli berpamitan dan beranjak pergi. Satu-persatu jemaah pria yang berkunjung ke rumahnya pun dipeluk.

Sementara itu, pesan-pesan Ustadz Zulkifli diungkap oleh salah-satu keponakannya, Muhammad (bukan nama asli). Ia menjelaskan bahwa bagi dai berdarah Minang itu, penetapan sebagai tersangka sudah menjadi resiko terhadap siapa saja yang menyuarakan kebenaran.

Ustadz Zulkifli pun melantunkan potongan ayat ke 30, surat Al Anfal yang berbunyi, “وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ”. Muhammad melanjutkan, ayat itulah menjadi cambuk penyemangat bagi Ustadz Zulkifli.

“Ayat inilah yg menjadikan kami para dai terhibur,” ungkap Muhammad mengutip pesan dari Ustadz Zulkifli.

Sumber: Iostoconvale ( FB )

Ustadz Akhir Zaman Zulkifli M. Ali Jadi Tersangka dan Victor Laiskodat Nyagub di NTT



Satu lagi ulama pembela agama di jadikan tersangka oleh rezim Jokowi, beliau Ustadz Zulkifli M. Ali, Lc Ustadz Akhir Zaman dari Kota Payakumbuh Sumatera Barat.

Kabar ini telah tersebar luas di medsos, surat perintah pemanggilan dalam kasus ujaran kebencian mengandung unsur SARA. Beliau di suruh menghadap pada tanggal 18 januari 2018 di kantor Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Gedung Ex PU, Jakarta Pusat.

Surat pemanggilan tersebut di unggah oleh beberapa netizen di media sosial Twitter, salah satu oleh Mustofa Nahrawardaya;


Kiamat makin dekat, Victor laiskodat sang pengujar pembunuhan melenggang bebas, malah maju di Pilgub NTT, tapi ulama pembela agama, pembela ulama, pembela kebenaran yang tak mau tunduk dengan rezim Jokowi di kriminalisasi, di jatuhkan martabatnya, direndahkan harga dirinya dan di tuduh dengan tuduhan yang di buat-buat.

Tapi Allah tidak tidur, makar Allah akan berkerja terhadap orang-orang zhalim. Para pembela agama dan kita sebagai pengikutnya saat ini betul-betul berada di akhir zaman, zaman fitnah fase yang terakhir dimana kekuasaan akan berada di tangan penguasa yang zhalim, dan itu sudah terbukti!

Berikut : Ust. Zulkifli M Ali Penuhi Panggilan Polisi Dilepas Haru Jamaah Payakumbuh

Selasa, 16 Januari 2018

Mahasiswa Jayapura Bongkar Politik Pencitraan Jokowi di Papua


Politik Pencitraan Jokowi di Papua

Dalam drama politik negara Indonesia sejatinya harus di jalankan berdasarkan [Bonum Commune] yang artinya politik yang mebebaskan, membuat kebaikan dan membangun masyarakat dengan kepentingan Masyarakat setempat. Tentunya hal ini memperjuangkan kemakmuran kesejahtraan rakyat. Jhon Maynard Keynes [1936 pun menjelaskan bahwa Pembangunan sebaik mungkin dilaksanakan menyejahtrakan masyarakat setempat. Hal ini tentunya melakukan berbagai pendekatan persuasif terhadap masyarakat setempat.

Pembangunan di Papua setelah era-Reformasi di tandai dengan eksploitasi, pembunuhan, pemusnahan dan pelanggaran hukum. Hingga kepemimpinan Jokowi pun, masih dengan program lama setidaknya pembangunan yang tidak beradap dan tidak tepat sasaran dan hanya menghabiskan APBN dan APBD.

Wacana pemerintah pusat untuk pembangunan daerah tertinggal di Indonesia khususnya di Papua telah di rencanakan sejak Kampanye politik di Papua dan melalui janji-janji Politik ketika kunjungan kerja presiden Jokowi di Papua serta melalui Nawacita Joko Widodo. Janji-janji Jokowi itu yakni:
1) Penyelesaian Pelanggaran  HAM di Papua
2) Sejahtrakan Guru dan TNI di Perbatasan,
3) Mengentaskan Konflik Masyarakat
4) Membangun tol Laut
5) Renegosiasi Perusahan asing
6) Terapkan Pertanian Modern
7) Akses Jaringan Internet
8) 65 % PNS untuk orang Asli Papua
9, Miliki Sains Tenchopark
10) Pembangunan Real Estate
11) KRL di Papua
12) Bebaskan pengangguran di Papua dan janji janji lainya ketika mengunjungi Papua selama masa Jabatan.
[Lihat, CNN. Indonesia/04/09/17, Honaicenter/10/12/15]

Rencana pembangunan dan janji-janji politik Pemerintah Indonesia dalam hal ini Presdien Joko Widodo ini ternyata hanya menjadi gula-gula politk bagi masyarakat Papua. Perioritas pembangunan yang di lakukan pemerintah pusat gagal total sebab beberapa program tidak terlaksanaka hingga kini. Dengan itu Natalius Pigai Komisioner KOMNAS HAM juga membenarkan “program pembangunan pendidikan di Indonesia hingga pada kepemimpinan Jokowi masih belum menurunkan angka Pengganguran dan negara tak mampu mengatur pendidikan dan itu mengakibatkan ancaman serius untuk masyarakat Indonesia”. [Lihat: RMOL/07/11/17].

Tidak hanya demikian, pembangunan Trans Papua yang dikabarkan melalui Media kompas dengan judul “Trans Papua membela bukit  dan menembus Gunung”.  Hingga kini kenyataanya tidak benar. Yang hingga kini Infrastruktur yang terbangun hanya Trans Wamena-Nduga selain dari itu hanya ada pembangunan lama. [Lihat,RMOL/13/02/17. Ternyata pemberitaan dan janji-janji politik Jokowi di Papua hanya sebuah gula-gula politik untuk masyarakat Papua dan pemerintah daerah Papua dan pemberitaan itu adalah sebuah politik Pencitraan yang di praktekkan oleh Pemerintah Pusat. Pencitraan yang berwawasan menghalalkan yang sebenarnya adalah tindakan negara yang sewenang-wenang.

Pandangan Machiavelli dalam realitas teori politik diasosiasikan dengan cara yang buruk, untuk menghalalkan, cara untuk mencapai tujuan tertentu. Pada saat ini, Kepemimpinan Jokowi dan pemerintah Indonesia sedang mempraktekkan Teori Machiavelli di Papua. Tentunya hal ini kita lihat dari beberapa program, janji-janji yang belum terlaksanan meskipun pemberitaan tidak benar menebar.

Pemerintah Indonesia dibawa Kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla telah menghalalkan masalah pokok orang Papua yang sebenarnya dan yang harus diprioritaskan untuk membangun Papua secara adil, damai dan tak ada tolak belakang. Kepemimpinan Jokowi telah menghalalkan masalah pendidikan, pelanggaran HAM dan eksploitasi bahkan pembangunan pun tidak terlaksana.  Persoalan Pelanggaran HAM berat di Papua seperti kasus Paniai, Wamena dan Wasior tidak di selesaikan. Jokowi tak bisa membangun Papua dengan damai, aman dan adil apabila masalah pelanggaran HAM pun tidak diselesaikan yang di janjikan kepada masyarakat Papua.

Politik pencitraan yang di Dramakan pada era kepemimpinan Jokowi sangat jelas bahwa berdasarkan data 2016, Indonesia telah mengalami kemunduran dalam bidang tenaga kerja akhirnya 7,01 juta penduduk Indonesia yang menganggur hal ini kebanyakan di Indonesia timur di Papua.  Selain itu, melalui Sekretariat Kabinet ingin mengetahui beberapa banyak pemerintah menyikapi kasus kekerasan di Papua dengan tujuh keterangan yakni kekerasan Paniai (Desember 2014), mengangkat martabat orang Papua (Maret 2015), membebaskan tahanan Politik (Mei 2015) penegakan Hukum atas pelanggaran HAM di Tolikara (Juli 2015), dan pendekatan adat untuk menyelesaikan masalah pelanggaran (November 2015), ada pula pembentukan Tim Terpadu Penyelesaian HAM Papua (Juni 2016) dan terakhir pendekatan HAM dalam pembangunan di Papua (November 2016).

Dari berbagai data atas Janji dan masalah di atas ini hanya bentuk politik Machiavelli  di Italia yang di praktekkan oleh Pemerintahan Jokowi di Papua hingga kini. Sebab, pemerintah pusat dalam hal ini kepemimpinan Jokowi telah menghalalkan berbagai persoalan yang terjadi di Papua. Jokowi tidak bisa bangun Papua apabila ada masalah tumpang tindih antara Papua-Jakarta dari sekian masalah dan janji  tersebut. Selain itu, pemerintah juga membohongi pelbagai stratifikasi sosial dan deferensiasi sosial di Indonesia dengan wacana Pembangunan yang di beritakan oleh Jokowi di Papua. Hingga kini Pembangunan, Jalan Trans Papua, Pelabuhan, dan bandara di Papua belum terlaksana, jalan Trans Papua berhasil hanya satu di Wamena yakni Trans Wamena Nduga yang di bangun oleh Tentara Negara Indonesia Angkatan Darat itupun merupakan dampak terhadap masyarakat sebab pembangunan tidak melibatkan masyarakat yang semena-mena menghacurkan daerah keramat yang di yakini masyarkat setempat.
Inilah wajah pemerintah di Papua yang pada akhir-akhirnya ini pemerintah Pusat membombastikan pembangunan Papua yang pada dasarnya adalah Pencitraan atau politik drama yang dimainkan oleh pemerintah pusat di bawa kepemimpinan Joko Widodo di Papua.

Pembangunan, pemusnahan dan gula-gula Politik

Hubungan efektifitas kebijakan pembangunan pemerintah pusat di kaji berdasarkan variabel bebas melalui demokrasi deliberatif  yang kemudian di kemukakan oleh Jurgen Habermas (1996) selanjutnya Budi Hardiman menuliskan dalam buku “Demokrasi Deliberatif”. [Lihat.,Hlm.128]. Pelaksanaan efektifitas pembangunan di Papua tidak muda melegitimasi melalui kelompok tertentu serta individualisme. Habermas dalam hal ini menekankan bahwa masyarakat modern tentunya didekati dengan tindakan komunikatif, artinya setiap kebijakan, janji dan masalah yang terjadi yang berorientasi pada tumpang-tindih dan kemudian di dekati dengan prosedur konsensus agar kesepahaman, persetujuan dan saling mengerti.

Pendekatan efektifitas pembangunan daerah berdasarkan demokrasi deliberatif secara umum tidak terlaksana di Papua [Jurgen Habermas, 1996]. Pembangunan yang di legitimasi pemerintah Pusat kadang tidak sepaham dengan persetujuan masyarakat. Prosedur ini yang di praktekkan di Papua sejak pemberlakuan undang-undang 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus untuk Papua dan Papua Barat. Tentunya hal ini di buktikan dengan pembangunan yang tidak efektif dan pembangunan yang dominatif meloloskan kapitalisme dan kolonialisme Indonesia.

Kebijakan pembangunan daerah terisolasi di Papua pada umumnya berujung pada pemusnahan. Hal ini dilihat dari berbagai aspek yakni: Politik, Ekonomi, Sosial, Lingkungan, Pendidikan, Agama dan lainya. Subtansi dari persoalan Sosial adalah terjadi pemiskinan, ketergantungan, pembunuhan dan penjudian yang di kategorikan di marjinalkan dibawa sayap negara Indonesia dan sebagainya. Pemusnahan Lingkungan ini ketika adanya Indonesia di Papua telah melampaui batas perusakan hutan di Papua demi kepentingan Kapitalisme, seperti pembalakan hutan adat di Merauke yang di muat dalam video dokumenter Dandhy Laksono dengan judul film “The Mahuze`s” dan lainya. Demikian pula pemusnahan dari beberapa aspek diatas ini. Semua pembangunan berujung pada ketidakseriusan dalam pembangunan sehingga mengakibatkan pemusnahan di Tanah.

Politik pencitraan atau politik dramaturgi menjadi sebuah gula-gula politik bagi masyarakat Papua dengan janji-janji serta kebijakan pemerintah pusat yang hanya wacana publik yang hanya membombastis pelayanan, pembangunan dan menjaga masyarakat yang hanya pencitraan publik Internasional yang kemudian sering di presentasikan di Perserikatan Bangsa Bangsa. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah pembangunan berjalan sebanding pencitraan jokowi di Media sosial di Indonesia?

Oleh: Moses Douw
Penulis adalah mahasiswa kuliah di Kota Jayapura

Diambil dari:
http://mosesdouw.blogspot.co.id/2017/12/politik-pencitraan-dan-pembangunan.html?


Antara Yazid Jawaz dan Ulama Salaf, Tebak Siapa yang Dungu?


Oleh: Al-Ustad Abu Suheil Abdurrahman.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu AR-RUWAIBIDHOH berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah yaa Rasulullah?”. Beliau menjawab, “AR-RUWAIBIDHOH ADALAH ORANG DUNGU YAMG BERBICARA TENTANG URUSAN UMMAT !”

(HR. Imam Ibnu Majah)

DALAM VIDEO ceramahnya yang viral, Yazid Bin Abdul Qadir Jawaz mengatakan:
Qunut Subuh itu bid'ah, tidak boleh toleransi dengan alasan khilafiyah. bid’ah ya bid’ah! Tidak ada khilafiyyah-khilafiyyah..! titik.”

selesai.

Kalau begitu modelnya, pantas saja masjidnya didemo masyarakat, dicabut perizinannya, dan dia di usir dimana-mana, serta tidak diberi tempat untuk berdakwah. Jika Rasulullah dan para sahabat dulu dakwah di usir karena keteguhan menyampaikan Al-Qur’an, maka manusia yang satu ini diusir karena Akhlaqnya yang TALAF (RUSAK) terutama dalam menyikapi perkara Khilafiyyah (perbedaan pendapat) dalam masalah agama.

Coba kita lihat Ulama Salaf yang original (asli bukan imitasi).

1. Akhlaq Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah:

فقد كان الإمام أحمدُ رحمه الله يرى أنَّ القُنُوتَ في صلاة الفجر بِدْعة، ويقول: إذا كنت خَلْفَ إمام يقنت فتابعه على قُنُوتِهِ، وأمِّنْ على دُعائه، كُلُّ ذلك مِن أجل اتِّحاد الكلمة، واتِّفاق القلوب، وعدم كراهة بعضنا لبعض.

“Adalah Imam Ahmad Rahimahullah berpendapat bahwa qunut dalam shalat fajar (subuh) adalah BID’AH. Namun Imam Ahmad Bin Hanbal mengatakan: “Jika aku shalat di belakang imam yang berqunut, maka aku akan mengikuti qunutnya itu, dan aku aminkan doanya, semua ini lantaran demi menyatukan kalimat, melekatkan hati, dan menghilangkan kebencian antara satu dengan yang lainnya.”

(Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam kitab Syarhul Mumti’, 4/25. Mauqi’ Ruhul Islam)

2. Akhlaq Imam Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah.

Imam At-Tirmidzi Rahimahullah berkata:

قَالَ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ إِنْ قَنَتَ فِي الْفَجْرِ فَحَسَنٌ وَإِنْ لَمْ يَقْنُتْ فَحَسَنٌ

“Berkata Sufyan Ats-Tsauri: “Jika berqunut pada shalat subuh, maka itu bagus, dan jika tidak berqunut itu juga bagus.”

(Kitab Sunan At-Tirmidzi, keterangan hadits No. 401)

3. Imam Ibnu Hazm Rahimahullah.

Beliau berpendapat, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Asy-Syaukani:

وقال الثوري وابن حزم : كل من الفعل والترك حسن

“Berkata Ats-Tsauri dan Ibnu Hazm: “Siapa saja yang melakukannya dan meninggalkannya, adalah BAIK.” (Nailul Authar, 2/346)

4. 90 orang sahabat Nabi, lalu para tabi’in, dan para muhadditsin (ahli hadits) juga berqunut subuh.

Imam Asy Syaukani dalam kitabnya Nailul Authar, menyebutkan dari Al-Hazimi tentang siapa saja yang berpendapat bahwa qunut subuh adalah masyru’ (disyariatkan), yakni kebanyakan manusia dari kalangan sahabat, tabi’in, orang-orang setelah mereka dari kalangan ulama besar, sejumlah sahabat dari khalifah yang empat, hingga sembilan puluh orang sahabat Nabi, Abu Raja’ Al-‘Atharidi, Suwaid bin Ghaflah, Abu Utsman Al-Hindi, Abu Rafi’ Ash-Shaigh, dua belas tabi’in, juga para imam fuqaha seperti Abu Ishaq Al-Fazari, Abu Bakar bin Muhammad, Al-Hakam bin ‘Utaibah, Hammad, Malik, penduduk Hijaz, dan Al-Auza’i. Dan, kebanyakan penduduk Syam, Asy-Syafi’i dan sahabatnya, dari Ats-Tsauri ada dua riwayat, lalu dia (Al Hazimi) mengatakan: kemudian banyak manusia lainnya. Al-‘Iraqi menambahkan sejumlah nama seperti Abdurraman bin Mahdi, Sa’id bin Abdul ‘Aziz At Tanukhi, Ibnu Abi Laila, Al-Hasan bin Shalih, Daud, Muhammad bin Jarir, juga sejumlah ahli hadits seperti Abu Hatim Ar-Razi, Abu Zur’ah Ar Razi, Abu Abdullah Al-Hakim, Ad-Daruquthni, Al Baihaqi, Al-Khathabi, dan Abu Mas’ud Ad-Dimasyqi.

(Nailul Authar, 2/345-346)

5. Pendapat hanif & keluhuran Akhlaq Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahullah (Ulama salafi sejati, bukan Salafi imitasi alias Talafi).

Syaikh ‘Utsaimin mengatakan:

“...Oleh karena itu, seandainya imam membaca qunut shubuh, maka makmum hendaklah mengikuti imam dalam qunut tersebut. Lalu makmum hendaknya mengamininya sebagaimana Imam Ahmad Bin Hanbal Rahimahullah memiliki perkataan dalam masalah ini. Hal ini dilakukan untuk menyatukan kaum muslimin. Adapun jika timbul permusuhan dan kebencian dalam perselisihan semacam ini padahal di sini masih ada ruang BERIJTIHAD bagi umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ini selayaknya tidaklah terjadi. Bahkan wajib bagi kaum muslimin -khususnya para penuntut ilmu syar’i- untuk berlapang dada dalam masalah yang masih boleh ada perselisihan antara satu dan lainnya.”

(Majmu’ Fatawa wa Rasa-il Ibnu ‘Utsaimin, 14/97-98, Asy-Syamilah)

Selesai pembahasan.

JADI, masihkah menyebut Yazid Jawwas itu seorang Ustadz? Na'udzubillah min dzalik .

Yazid Jawwas mengingatkan kita pada salah satu tanda kiamat dalam riwayat berikut ini

Dari Abu Umayyah Al-Jumahi Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إن من أشراط الساعة ثلاثة إحداهن أن يلتمس العلم عند الأصاغر

“Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat ada tiga, salah satunya adalah menuntut ilmu kepada As-shaghir (orang-orang kerdil)”.

(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir No.908, Abu Nu’aim dalam Ma’rifatush Shahabah No. 6077, Syaikh Al-Albani mengatakan: shahih. Lihat Shahihul Jami’ No. 2207)

Siapakah As-Ashaghir (orang-orang kerdil) itu ?
Imam Abdullah Ibnul Mubarak Rahimahullah mengatakan:

الذين يقولون برأيهم، فأما صغير يروي عن كبير فليس بصغير

“Yaitu Orang-orang yang mengutarakan pendapat dengan pendapat mereka semata (yakni hawa nafsunya), ada pun orang kecil yang meriwayatkan dari orang besar (yaitu para ulama), mak dia bukanlah shaghir yang dimaksud”.

(Imam Ibnu Abdil Bar, Jami’ Bayan Al-‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/312. Cet. 1, 2003M-1424 H. Muasasah Ar Rayyan - Dar Ibnu Hazm)

Wallahul Musta'an.

Sumber: Ustadz Maaher At-Thuwailibi


Minggu, 14 Januari 2018

Menjawab Fitnah dan Tuduhan Terhadap Ustadz Abdul Somad Lc MA

menjawab fitnah dan tuduhan terhadap UAS

FATWA’ USTAD ABDUS SHOMAD (UAS) YANG MEMBUAT ‘BONGLAF’ GEGER OTAK.

Oleh: Ustadz Maaher At-Thuwailibi.

Apa itu bonglaf Ustad Maaher?

Bonglaf artinya Kecebong “Nyalaf”. Lho bukankah tidak boleh menjuluki orang dengan julukan yang buruk? Saya jawab, saya tidak menyebut orang. saya menyebut kecebong. Kalau ada orang yang kejang-kejang dengan ucapan saya, statement saya, dan tulisan-tulisan saya; maka berarti dia kecebong. kalau dia bukan kecebong tentunya tidak perlu merasa apalagi marah ?! Iya kan..? 

Tersebar lagi broadcast oplosan berisi sampah yang di daur ulang. isinya itu lagi itu lagi. tak mengandung bobot ilmiah dan kosong dari argumentasi. Hanya berisi bangkai dan provokasi. intinya UAS itu sesat, UAS itu ahli syubhat, dsb. Lalu menampilkan Link-link tak jelas asal usulnya. persis gaya kecebong Ahokers dalam merusak nama baik para tokoh agama.

Diantara sumbernya adalah Fan Page “Jambi Cinta Sunnah”, sebuah Fan Page yang tidak jelas siapa pemiliknya, siapa adminnya, siapa sumbernya, dan tak diketahui bagaimana bentuk mukanya, alias MAJHUL. Uniknya, di copy paste dan diposting ulang oleh Ustad kibar “Salafi” Al-Ustad Zainal Abidin di halaman Fan Page resminya. Sebuah prilaku yang tidak mencerminkan nilai seorang berpendidikan akademik apalagi sekaliber ustad bergelar Lc.

Sebetulnya, jenuh menanggapi broadcast oplosan begini. sayangnya, ummat kita gampang terprovokasi dan lebih selera membaca tulisan-tulisan sampah seperti itu daripada membaca tulisan-tulisan yang argumentatif, mengandung nilai luhur, tersusun rapih, jelas penulisnya, dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. untuk menghibur diri sambil menyeduh teh hangat do siang hari ini, saya akan tanggapi.

(1). Tuduhan keji UAS menuduh Nabi Muhammad Shallallahu 'Allaihi Wa sallam tidak bisa mewujudkan rahmatan lil ‘alamin.

Saya Jawab:
Atsar Utsman bin Affan Radhiyallahu’anhu dimana beliau berkata:

ما يزع الله بالسلطان أكثر مما يزع بالقرآن

“Persoalan apa yang Allah selesaikan dengan keberadaan penguasa lebih banyak daripada apa yang diselesaikan oleh Al-Qur'an”.

Apakah perkataan Sahabat Utsman diatas bisa lantas dituduh menghina Al-Qur'an?! Tentu saja tidak, karena maksudnya bukan itu, tapi penekanan pentingnya keberadaan penguasa Islam.

Substansi pernyataan UAS senada dengan gagasan inti di balik kalimat Sayyidina Utsman Bin Affan diatas. intinya ialah, menekankan pentingnya kekuasaan dalam Islam, untuk merealisasikan keberkahan bagi alam semesta dalam seluruh aspek kehidupan manusia sebagaimana diisyaratkan Al-Quran dan As-Sunnah.
Baca: Klarifikasi Ustadz Abdul Somad Tentang Video Lecehkan Nabi Di Muktamar HTI Riau

(2). Fatwa sesat UAS membolehkan bom bunuh diri.

Saya Jawab:
Bom bunuh diri tanpa alasan Syar’i (alasan yang dibenarkan Syariat) adalah HARAM & DOSA BESAR. UAS bukan membolehkan bom bunuh diri. tetapi Harakah Istisyhadiyyah. yaitu gerakan amal mencari syahid di wilayah perang. Catat sekali lagi: DI WILAYAH PERANG. Contoh misal di palestina atau suriah dsb. Dalam suatu wilayah perang ketika ummat islam ditindas, di jajah, di zhalimi, di tumpahkan darahnya, dst...sehingga terjadi konflik atau perang antar muslimin dan kafirin. Nah, maka dalam kondisi seperti ini dalam rangka menyelamatkan ummat islam atau membebaskan ummat islam yang ditahan dengan cara membunuh MUSUH melalui bom syahid, DIPERBOLEHKAN OLEH SEBAGIAN ULAMA diantaranya Syaikh Utsaimin dan Syaikh Al-Albani. Catat: DIWILAYAH PERANG! itupun dengan syarat yang ketat. ! Singkat kata, seseorang mengorbankan dirinya untuk maslahat ummat yang banyak, jika dia ikhlas karena Allah dan terpenuhi syarat dan rukunnya, maka dia SYAHID dihadapan Allah. hanya saja, sekolam kecebong terlanjur mengalami geger otak.

(3). Fatwa UAS membolehkan musik asal baik.

Saya Jawab:
Baca dengan cermat dan perhatikan penjelasan saya baik-baik..! Musik hukumnya Haram menurut empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali). Hanya dua alat musik yang di halalkan menurut empat mazhab, yaitu duff dan rebana. dalil semua Ulama yang mengharamkan musik itu mengerucut kepada Ayat 6 Surat Luqman:

وَمِنْ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan lahwal hadits (perkataan yang tidak berguna) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan”,

Nah, menurut tiga sahabat Nabi yang utama; Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhum bahwa makna kata “lahwal hadits” (perkataan yang tidak berguna) dalam ayat ini adalah AL-GHINA’ (MUSIK). Imam Ibnul Qayyim berdalil dengan ayat ini dalam Kitabnya Ighastatul Lahfan. Baik, tetapi Imam Ibnu Hazm Rahimahullah membantah semua pendapat Ulama itu. Menurut Imam Ibnu Hazm, pendapat semua Ulama yang mengharamkan musik itu tidak kuat. karena tidak ada nash sharih/qath’i akan haramnya musik. Ayat 6 Surat Luqman diatas tidak dengan qath’i menyebut tentang musik. Sementara qaul satu dua sahabat bukanlah Ijma’ yang tidak bisa dijadikan hukum syara’. adapun Hadits diakhir zaman akan ada ummat yang mengharamkan musik....dst.. Nah menurut Imam Ibnu Hazm, hadits itu sanadnya munqothi’ (terputus). sekalipun di keluarkan Imam Bukhari dalam shahihnya.

Artinya, masalah musik ini DI PERSELISIHKAN OLEH PARA ULAMA TENTANG HUKUMNYA. sehingga keharamannya tidak mencapai tingkatan Ijma’. itulah yang disebut KHILAFIYYAH. haramnya musik, itu pendapat Jumhur (mayoritas Ulama) memang..., dan ini pendapat yang LEBIH KUAT DAN LEBIH SELAMAT. tapi disana tidak sedikit Ulama yang tidak mengharamkannya, diantaranya Imam Al-Ghazali Rahimahullah, dll. Lalu........karena Ulama ikhtilaf dalam masalah ini, Ustad Abdus Shomad mengambil jalan tengah: jika musik itu tidak melalaikan, tidak menghalangi kita dari ibadah kepada Allah, tidak mengandung syahwat dan maksiat, maka BOLEH mendengarkan musik. Karena haramnya sesuatu tentu karena ada ‘illat nya. Tapi. Lihat, ada tapinya.! Dalam perkataannya Ustad Abdus Shomad menambahkan; orang-orang yang mencari ketenangan hati dengan cara mendengarkan musik maka mereka adalah orang-orang yang salah jalan. Artinya, Ustad Abdus Shomad menghimbau kepada ummat islam untuk menjadikan AL-QUR’AN sebagai obat bagi hati, bukan musik. Sayangnya, kecebong nyalaf lagi-lagi geger otak. memotong-motong video ceramah orang lain seenaknya sehingga yang di otaknya hanya kesalahan orang, aibnya orang terus, cacatnya orang terus. Amit-amit dengan kaum pemakan bangkai yang satu ini.

(4). Photo mesra UAS dengan Ali Jum’ah pembela syi’ah menganggap syiah bagian dari Islam.

Saya Jawab:
Syaikh Ali Jum’ah itu Ulama Al-Azhar. Ulama yang diakui dunia islam. yang tidak mengakui beliau ya hanya kecebong nyunnah, karena memang beliau diantara deretan Ulama yang begitu keras membongkar habis bobrok sekte “suci tanpa dosa” ini. Kami tidak setuju dengan pendapat-pendapat Syaikh Ali Jum’ah dalam sebagian fatwanya. Tapi..........beliau adalah Ulama Sunni Asy’ari Syafi’i. Manhajnya Azhary (moderat). Adapun tuduhan dia Syi’ah, capek dehh... Kecebong bisanya cuman nuduh. Sebagaimana mereka paling getol menuduh Anis Baswedan Syiah, begitu jadi gubernur DKI atas usaha ummat islam dan GNPF MUI, eh kecebong nyalaf minta-minta Selfi. capek deehh.

(5). UAS mengkafirkan dan tidak mau beriman Allah di atas ‘Arsy dan mengkafirkan orang yang beriman tentang Allah di atas Arsy.

Saya Jawab:
Allah ber-istiwa’ diatas Arsy. Itu ayat 5 surat Thaha. UAS meng-imani bahwa Allah ber-istawa’. Sama dengan kami kaum Salafiyyah atau pengikut Ibnu Taimiyyah juga meng-imani bahwa Allah ber-istiwa’. Hanya saja, UAS dan Salafiyyah berbeda pendapat dalam memahami makna Istawa’ itu. Letak bedanya adalah pada CARA MENANGKAP AYAT ITU (METODOLOGI). UAS mentakwil makna Istawa’ itu dengan arti menguasai, dengan tujuan mensucikan Allah dari sifat makhluq yang dikhawatirkan. Dan ini pendapat banyak Ulama Ahlus Sunnah, diantaranya Imam Nawawi, Imam Suyuthi, Imam Ibnu Hajar Al Asqalani, bahkan Imam Ibnu Katsir penulis kitab Tafsir Ibnu Katsir pun men-ta’wil ayat-ayat semacam itu. Sedangkan kami pengikut Imam Ibnu Taimiyyah menempuh metode ITSBAT (menetapkan) ayat itu sebagaimana zhahirnya, dan makna hakikatnya serahkan kepada Allah. Karena Allah yang lebih tau. Tujuannya juga sama, MENSUCIKAN ALLAH DARI KESAMAAN TERHADAP MAKHLUQ. Apakah Kafir orang yang menyatakan Allah istiwa’ di atas Arsy? Tidak.......tidak ada ulama tsiqoh dikalangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang berani mengkafirkan Ibnu Taimiyyah atau Aqidah Allah bersemayam di atas Arsy. demikian pula tidak ada satupun Ulama yang mengkafirkan orang yang menta’wil sifat istawa’ Allah. Karena perkara ini masuk kategori FURU’UL 'AQIDAH. hanya saja, kecebong itu sudah terlanjur geger otak.

(6). UAS menghina Sunnah Jenggot dengan menyebut seperti tusuk sate bila tumbuh di dagunya.

Saya Jawab:
Ustad Abdus Shomad tidak pernah menghina Sunnahnya jenggot. Beliau meng-ilustrasikan dirinya sendiri bahwa jika dirinya berjenggot, tumbuhnya jarang-jarang seperti tusuk sate. Jadi beliau bukan mencela syari’at berjenggot sebagaimana pikiran kotor kecebong nyalaf yang geger otak. dalam video ceramahnya, dengan jelas Ustad Abdus Shomad mengatakan, “SIAPA YANG SUDAH BERJENGGOT MAKA BAGUS, BAIK, DAPAT PAHALA, IKUT SUNNAH. JANGAN MENGEJEK ORANG YANG BERJENGGOT DAN BEGITUPUN SEBALIKNYA...”, dst.

(7) UAS membuat bid’ah berupa klaim pakai sorban bersanad.

Saya Jawab:
Tentang sorban bersanad, memang ada hadits-haditsnya. Walau kebanyakan Dha’if. Biasanya seorang rawi atau Syaikh membacakan hadits musalsal imamah (sorban) kepada muridnya sambil memegang imamah. Seperti qiro’ah surat Yasin atau tasbih, atau dzikir, dsb. betul banyak tang dhaif. tapi tidak bisa serta merta dianggap bid’ah. Kalau sorban bersanad dianggap bid’ah, ijazah dzikir dianggap bid’ah, maka semua ustad-ustad kecebong nyalaf itu adalah ahli bid'ah. karena tidak ada contohnya dari Salafus Shalih menimba ilmu itu dengan ijazah S1 , S2, dan S3.

Nas-alullah Al-‘Aafiyah Wa Salaamah.


Sabtu, 13 Januari 2018

Kisah Imam Syafi'i Menikahkan Anak Laki-lakinya

imam syafi'i menikah anak laki-lakinya

Imam mahzab yang besar Asy-Syafi'i  pada suatu malam tidur didekat anak laki-lakinya yang mulai dewasa. Setelah berlalu dua pertiga malam, Imam Syafi'i bangun dari tidurnya hendak melakukan sembahyang Tahajjud.

Pantun Buya HAMKA Yang Diambil Dari Nama-Nama Nagari di Minangkabau


Tiap-tiap negeri di Minangkabau ada pantunnya, tiap kampung ada pantunnya begitu kata Buya HAMKA dalam bukunya; Kenang-Kenangan Hidup. 

Pantun Salingka Nagari yang diambil dari nama-nama daerah di Minangkabau Sumatera Barat.
Inilah pantun Buya HAMKA yang diambil dari nama-nama daerah di Minangkabau;

1. Maninjau
Maninjau padilah masak
batang kapas bertimbal jalan
hati risau dibawa gelak 
bagai panas mengandung hujan

2. Singkarak
Sumani mendada dulang
Singkarak kotanya tinggi
awan beranak hamba tangisi
badan jauh dirantau orang

3. Bukittinggi
Bukittinggi boleh didaki
lurah dalam berkala-kala
penat kaki boleh berhenti
berat beban siapa membawa

4.Payakumbuh
Payakumbuh jalan pi mandi
kererangga manjat rangkiang
batang tubuh boleh diganti
rupa yang dulu tak kunjung hilang

5. Batusangkar
Batusangkar, Lantaibatu
Parak jua labuh bersilang
Hidup ibarat bola lampu
habis minyak cahayapun hilang

6. Padang Panjang
Padang Panjang berlantai tarap
anak Jawa menanam serai
kasih sayang jangan diharap
nyawa dan badan lagi bercerai

7. Padang
Orang padang mandi ke gurun
mandi berlimau buah pala
hari petang matahari turun
dagang berurai air mata

8. Pariaman
Pariaman banyak perigi
patah kalam ditimpa dawat
parasaian dimusim kini
lebih sebagai diliang lahat

9. Teluk Bayur
Teluk bayur labuhan kapal
Belanda mudik dengan sekoci
bunga layu kebonlah tinggal
tidak kumbang berulang lagi

10. Lubuk Basung
Lubungbasung pekannya kemis
jalan nak-urang akan kebalai
nampak nan dari kebon bunga
Adik kandung usahlah bengis
sabar dan rela 'kan dipakai
terhadap kami dagang hina

Sumber: KENANG2-AN HIDUP - Prof. DR. HAMKA


Selasa, 09 Januari 2018

Cebong Konvensional dan Cebong Syar'i Menurut Ustadz Abdul Somad Lc MA


Menurut Ustad Abdus Shomad yang sering chating dengan saya di WhatsApp, bahwa kecebong itu ada dua spesies; “kecebong konvensional” dan “kecebong syar’i”. “kecebong konvensional” itulah Ade Armando, Musdah Mulia, Abu Janda, Guntur Romli, Yusuf Muhammad, Denny Siregar, Afi, Sumanto Al-Qurthubi, kaum LGBT, dan pasukan kecebong produser Hoax wal Ahokers lainnya_

Sedangkan “Kecebong Syar’i” itu adalah TALAFI. cirinya: berjenggot, berjubah, bergamis, berpenampilan islami, tapi menyerang UMMAT ISLAM & TOKOH-TOKOH AGAMA. Modusnya, monopoli kebanaran dan klaim surga. Ciri utamanya: celananya cingkrang tapi mulutnya kedodoran. paling getol meneriakkan “SUNNAH” tapi akhlaq dan tabiatnya tidak sesuai Sunnah.

NAH, untuk mensifati kecebong syar’i ini, kira-kira kita pakai kata apa ya yang cocok? Apa menggunakan kata “seember” atau “sebatalyon” ? Soalnya kalau disebut hanya ‘oknum’, saya heran juga...oknum kok sekolam ?! Banyak amat gitu lho. Apa kita sebut saja “sekolam” ? Cocok ngga ya kira-kira? Ok deh, kita sebut saja sekolam. Biar ngga lupa dengan IQ 200 sekolam.

JUJUR, saya tuh bingung sama sekolam Talafi alias “Kecebong Syar’i” ini. Setiap nemu orang yang beda pendapat dengannya, dengan gaya yang sok fasihnya itu mereka pasti mengatakan: “semoga antum diberi hidayah ”. Kayak dia udah kelebihan hidayah saja.

Yang unik adalah, katanya mereka membenci saya, tapi tiap hari hampir ngga bisa tidur mikirin saya. Mereka pasti mikir, besok si Maaher At-Thuwailibi nulis apaan lagi ya. Makanya terus ngintipin  Sampai nyuruh kawan-kawannya dan sekolam supporternya untuk stalking semua tulisan dan komentar-komentar saya buat jadi bahan screen shoot lalu dilaporkan dan dibully rame-rame. Heheheheheh

Kasihan ya...
Kayak jomblo melarat yang kebelet kawin tapi apalah daya kepentok mahar.

Oleh: Ustadz Maaher At-Thuwailibi


Klarifikasi Ustadz Abdul Somad Tentang Video Lecehkan Nabi Di Muktamar HTI Riau


Klarifikasi UAS Terkait Video:

1. Mohon maaf jika klarifikasi ini terlambat. Karena selama umroh saya tidak beli nomer baru Saudi Arabia dan tidak isi pulsa. Khawatir tergoda internet. Hanya pakai wifi hotel saja.

2. Video pertama di depan Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau. Dihadiri banyak tokoh lintas ormas. Semua memberikan orasi 5-10 menit. Saya diundang sebagai dai dari luar HTI. Orasi saya seputar urgensi politik Islam.

3. Video kedua di Hotel Pangeran Pekanbaru. Dihadiri tokoh lintas ormas. Saya sebagai dai luar HTI.

4. Isi tausiyah video 8 menit itu tentang politik Islam. Usia Nabi dibagi tiga:

- 40 tahun sebagai seorang dalam persiapan kenabian. Belum memegang kekuasaan.

- 13 tahun di Makkah fase kenabian, tapi lemah, tertindas. Bilal disiksa, Sumayyah wafat sebagai syahid, Shuhaib terusir, dan lain-lain.

- 10 tahun di Madinah setelah memiliki kekuasaan. Barulah terwujud pemerataan keadilan dengan bahasa Al-Qur'an: Rahmatan Lil-'Alamin.

5. Fiqh Islam itu banyak aspek:

- Ada fiqh ibadah: shalat, zakat, puasa, haji, dan lain-lain.

- Aspek mu'amalah: jual beli, gadai, hutang piutang, dan lain-lain.

- Aspek munakahat: nikah, cerai, zhihar, li'an, dan lain-lain.

- Aspek politik: syarat pemimpin, dan lain-lain.

Dalam membahas aspek politik Islam ini, Ulama menggunakan banyak istilah. Panjang lebar dibahas Imam al-Mawardi (wafat 450 H) dalam Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, sampai Al-Qaradawi dalam Min Fiqh Ad-Daulah. Hingga Ustadz Sulaiman Rasjid dalam Fiqh Islam:

Macam-macam istilah digunakan:

- As-Siyasah As-Syar'iyyah
- Al-Imamah
- Al-Khilafah
- Ad-Daulah

Yang dimaksud adalah, aspek politik dalam Islam.

6. Yang selalu saya sampaikan adalah pendapat moderat Syaikh Al-Qaradawi dalam Min Fiqh Ad-Daulah. Bahwa ketika mencoblos, maka itu adalah persaksian di hadapan Allah SWT bahwa kita bersaksi memilih pemimpin dan wakil kita. Jangan lupa diantara dosa terbesar adalah kesaksian palsu.

7. Dalam ilmu hadits ada yang disebut dengan "al-Jam'u wa at-Taufiq" yaitu mengkombinasikan dan mengkompromikan beberapa hadits tentang suatu masalah.

Begitu juga hendaknya sikap kita menyikapi beberapa potongan video, tulisan, pernyataan dari seseorang agar dapat pemahaman yang utuh.

8. Ada pernyataan: "Abdul Somad menghina Nabi Muhammad SAW". Saya katakan: "Saya Alumni Darul Hadits yang belajar hadits-hadits Nabi. Dari tahun 2008 pulang ke Indonesia mengajar hadits. Di UIN mengampu mata kuliah hadits". Please deh!

9. Insya Allah saya dapat menjelaskan pada ikhwah sudaghe sedulur sederek sedoyo halak hita sasudena yang gagal faham. Tapi saya tidak akan pernah mampu memberikan penjelasan pada orang-orang yang memang mengambil kesempatan dengan gagal faham.

10. Biasanya efek fitnah-fitnah begini orang makin simpati, lovers dan followers makin bertambah. Saya sudah cukup ribet dengan popularitas ini. Ke mall saya terpaksa pakai topi pet. Itu pun ketahuan juga. Di airport saya sering hampir ketinggalan pesawat gara-gara lovers minta poto. Jadi tolong, belilah paket 4 GB. Tonton tuntas. Kalau nggak faham, nanya. Semoga Allah SWT selalu membimbing hati kita. Aamiin.

Baca: Menjawab Fitnah Dan Tuduhan Terhadap Ustadz Abdul Somad Lc MA

Sumber: Ustadz Abdul Somad Lc MA


Senin, 08 Januari 2018

Inspirasi Jihad Ustadz Abdul Somad LC MA - Belajar dari Muhammad Al-Fatih


Belajar Dari Al-Fatih

1. Hadits Nabi Muhammad SAW menjadi sumber inspirasi: "Kamu pasti akan membebaskan Konstantinopel. Panglimanya adalah panglima terbaik. Pasukannya juga terbaik". (Hadits riwayat Imam Ahmad).

2. Di balik sosok perkasa itu ada guru yang menanamkan keyakinan ke dalam jantung hati sang murid. Dialah 'Aq Syamsuddin.

3. Konstantinopel dikuasai 1453. Al-Fatih menjadi sultan tahun 1451. Pentingnya kekuasaan.

4. Ketika merebut Konstantinopel, usia Muhammad Al-Fatih 25 tahun. Perlunya anak muda mandiri yang visioner.

5. Hagia Sophia dirubah menjadi masjid. Islam tidak menghancurkan, tapi menjaga dan membangun.

6. Ketika Islam jatuh di Andalusia, ia bangkit di Konstantinopel. Cahaya Islam akan terus berkobar. Itu janji Allah SWT. Yang menjadi pertanyaan, apa kontribusi kita di dalamnya?

7. Konstantinopel tidak berubah menjadi Muhammadinopel. Tapi dirubah menjadi Istanbul: kota negeri Islam yang penuh kedamaian.

8. Beri hadiah buku atau sesuatu yang membangkitkan inspirasi.

9. Mereka pernah singgah di "panggung ini", dan berbuat. Apa yang sudah kita lakukan?

Sumber: Ustadz Abdul Somad


Minggu, 07 Januari 2018

SKYLIVE TV Chanel Tivi yang Tayang Video Ceramah Ustadz Abdul Somad Setiap Hari


Sekarang tak perlu lagi repot-repot mendownload video-video ceramah Ustadz Abdul Somad di Youtube yang menghabiskan kuota internet. Karena sekarang sudah ada chanel tivi yang menayangkan kajian atau ceramah UAS secara full setiap saat, yaitu SKYLIVE TV di satelit Palapa.

Sabtu, 06 Januari 2018

Sambutan "Hangat" Warga Medan Untuk Lae Djarot yang Ingin Bermain di Pilgub Sumut 2018


Bah, Main Juga Kau Lae Rot?
(Sambutan Buat Cagubsu Lae Djarot)

Jujur saja, setelah dapat kepastian dari Omak kita Ketua Partai Banteng, kau maju bertarung jadi Calon Gubernur kami di Sumatera Utara, aku mau tak mau jadi salut juga sama kau, Lae Rot.

Di bandingkan orang-orang kami Batak yang juga petinggi di partai kau itu,misalnya Apparaku si Simbolon yang pernah mencalon dulu dan juga Lae Sirait kader muda yang seharusnya jadi menteri di Kabinet Abangda Haji Jokowi Siregar, tentu saja kau yang patut aku acungkan jempol. 
Salut betul aku sama kau jadi kukasih kedua jempol tangan ku kanan dan kiri ya Lae?
Mereka itu jangankan ber-kukuruyuk seperti ayam jantan, berkotek aja ngga ada kudengar suara mereka sekarang.

Entah karena takut sama Omak, ngga tau jugalah aku ya?
Di kultur kami Sumut khususnya Batak, Perintah Omak adalah harga mati. Bertempur kata Omak,bertempurlah kami. 
Kawin kata Omak, ya kawinlah awak.
Ngga berani kami melawan kata Omak, lagipula Surga di Telapak Kaki-nya,kan?
Cuma seingatku, Omak itu yang membrojolkan kami kedunia ini, bukan boss partai, tapi ya sudahlah ...bantai kaulah di situ.

Kudengar-dengar Lae Rot, kau mau maju selain karena ngga ada kerjaan, juga karena dapat dukungan dari senior kau yang lagi trening di Tahanan Mako Brimob itu ya?
Hati-hati kau di jerumuskan mereka Lae, dia saja seingatku dulu pernah mau mencalon jadi Gubernur di Sumut tapi gagal karena ngga laku.
Jangankan kalian, Jenderal Naga Bonar yang kesohor itu lebih memilih bertempur di Jawa Barat daripada di Sumut ini Lae.
Sudah paham dia klo medan tempur di sini keras , apalagi lawannya sekali ini Jenderal Asli Putra Daerah, Pak Edy Rahmayadi.

Tapi itu pilihan kau lah Lae, saya acungi jempol lagi ya?, cuma sudah habis jempol tanganku, apa boleh pakai jempol kaki?

Kulihat sudah bertebaran di berandaku status dan tulisan-tulisan yang memuja-muji mu Lae, ada pula yang sampai ajak nantulang nya buat milih kau.
Segala macam prestasi mu waktu kau jadi Walikota Blitar,mereka cerita sampai berbusa-busa. Tapi kok ngga ada yang mereka ceritakan waktu kau jadi Wagub dan Gubernur Jakarta,ya..?
Ngga apa-apalah, aku juga malas baca karena menurutku ngga ada juga lah yang luar biasa. 
Blitar tetap saja kota kecil yang bahkan banyak orang Medan ngga tau di mana letaknya di Peta.

Bagiku kelebihanmu itu cuma pelihara kumis aja Lae, saya akui itu karena sudah berulang kali ku coba pelihara kumis tetap saja yang tumbuh satu helai-dua helai mirip kumis lele.
Serius aku,pakai minyak apa kau kasih kumis kau itu? 
Minyak nyong-nyong apa minyak Wak Doyok?

Satu lagi lae, Kalau boleh ku kasih saran, hindari ikut langsung kampanye di Pajak (pasar) Sambu dan Simpang Melati Medan.
Di sana itu sentra jual-beli monza, barang-barang bekas dari Malaysia dan Singapura. Semua yang bekas-bekas cepat sekali di kilokan dan di jual inang-inang di sana. 
Bukan maksudnya karena kau itu bekas Cawagub dan ngga laku di Pilgub Jakarta nanti akan di kilokan mereka Lae,bukan...
Cuma jalan di sana kalau hujan sering becek dan kadang masih ada copet.

Terakhir kalau mau di kasih marga,tolong lah Lae, jangan Siregar lagi. Pilihlah marga yang lain dulu, capek sudah aku makan hati. Abang awak sudah jadi Presiden pun tak pernah-nya awak di undang makan-makan ke Istana.
Kalau mau, marga Harahap aja ya Lae, biar pas kita mar-Lae,nya.

Sebelum lupa, terminal taksi paling murah ada di sekitaran Terminal Pinang Baris. Siapa tau Lae butuh transportasi murah-meriah buat kabur jalan-jalan ke Aceh kalau kali ini kalah lagi.
Di sana laut dan pantai-nya mirip-mirip Labuan Bajo juga, Betti-lah...alias beda-beda tipis.

Selamat datang di Sumut dan Selamat berjuang Lae. 

Jumat, 05 Januari 2018

FPIphobia - Aktivitas Bedah Rumah FPI Dianggap Sebagai Perayaan Kriminal Oleh Facebook



Sebagai salah satu elemen perjuangan umat Islam dalam menegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar, Front Pembela Islam (FPI) sejak awal berdirinya selalu rutin melakukan aksi-aksi sosial kemanusiaan dan membantu sesama.

Termasuk saat bencana Tsunami besar melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004, FPI termasuk salah satu Ormas yang paling awal datang membantu dan menerjunkan tak kurang dari 1700 relawannya di Bumi Serambi Mekah.

FPI juga mengirimkan Relawan pasca meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta, Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Gempa Bumi di Padang, tanggul jebol di Situ Gintung dan berbagai lokasi bencana lainnya di tanah air.

Tidak hanya di dalam negeri, musibah yang terjadi di luar negeri pun tak luput dari perhatian FPI dengan mengirimkan bantuan secara langsung di Gaza untuk membantu rakyar Palestina, membantu warga Muslim Rohingya di Myanmar dan sebagainya.

Dan walaupun media-media nasional menolak memberitakan berbagai kiprah positif FPI ini, namun berkat pesatnya perkembangan Media Sosial akhirmya semakin banyak masyarakat yang mengetahui bahwa sejatinya FPI adalah Ormas Islam yang aktif melakukan kegiatan positif, bukan Ormas "radikal, brutal dan anarkis" seperti yang sering digambarkan oleh media-media sekuler.

Namun ternyata ada pihak-pihak yang tidak suka apabila aksi-aksi sosial kemanusiaan FPI makin diketahui oleh masyarakat luas. Sehingga pihak tersebut ingin Media Sosial "bersih" dari segala berita tentang FPI dan Habib Rizieq Shihab, kecuali berita negatifnya.

Terlebih sejak FPI bersama berbagai komponen umat Islam lainnya sukses menumbangkan Ahok dalam Pilgub DKI 2017 dan menyeret sang penista agama Islam yang dekat dengan penguasa itu ke penjara.

Sehingga kemudian pada pertengahan bulan Agustus 2017 terjadi "badai" pemblokiran secara besar-besaran terhadap akun-akun Facebook, Instagram dan Media Sosial lainnya yang nama dan konten pemberitaannya menyangkut FPI atau Imam Besarnya, Habib Muhammad Rizieq Shihab.

Kemudian pada pertengahan bulan November 2017, "badai" kedua penghapusan kembali terjadi. Kali ini skala penghapusannya jauh lebih hebat, dan tidak saja menimpa akun-akun FPI tetapi akun-akun Medsos para netizen Muslim yang berada diluar kubu penguasa. 

Ratusan akun Medsos umat Islam dihabisi tanpa ampun oleh Facebook termasuk akun Fanpage Forum Umat Islam (FUI), Gerakan Indonesia Sholat Shubuh (GISS), API Jabar dan lain-lain.

Dan lebih gilanya lagi, puluhan akun-akun Fanpage sosial kemanusiaan FPI yang isinya murni hanyalah dokumentasi berita, foto dan video kegiatan sosial kemanusiaan FPI juga dihapus, salah satunya adalah Fanpage "FPI Bedah Rumah". 

Padahal Fanpage FPI Bedah Rumah ini kontennya hanya berisi proses pembangunan dan renovasi rumah-rumah warga miskin yang dilakukan oleh FPI dan tak pernah membahas masalah politik sedikitpun. 

Namun tiba-tiba dihapus begitu saja oleh Facebook dengan alasan "memakai Facebook untuk mengelola aktivitas kriminal atau merayakan tindakan kriminal"!. 

Sungguh luar biasa, sejak kapan foto dan video orang sedang membangun dan merenovasi rumah kaum dhuafa' masuk kategori "aktivitas kriminal?". 

Saat ini akun-akun resmi FPI dan Habib Rizieq Shihab di Facebook maupun yang tidak resmi yang dibuat oleh simpatisan sudah tidak ada lagi, karena semuanya sudah dihapus oleh Facebook. 

Dan kini jangankan untuk membuat Fanpage baru, sekedar memasang foto Habib Rizieq atau Laskar FPI saja sudah langsung dihapus oleh Facebook. 

Sungguh sebuah proses Delegitimasi yang sangat mengerikan, memasang foto Habib Rizieq atau Laskar FPI kini oleh Facebook dianggap lebih berbahaya daripada memasang foto porno! Atas perintah siapa Facebook sampai melakukan ini?

Tak cukup sampai disitu, sebaliknya pihak musuh-musuh Islam yang membenci perjuangan FPI justru dibiarkan oleh Facebook untuk menggunakan akun-akun dengan nama FPI dan Habib Rizieq Shihab, dan mereka bebas setiap hari menyerang, menghina dan memfitnah FPI dan Habib Rizieq Shihab di Facebook. 

ADA APA DIBALIK SEMUA INI?

Sumber: Ustadzgugel.com


Anda Yang Mentahdzir Dan Mencari Syubhat Ustadz Abdul Somad, Kesini Sebentar Tuan..!


KESINI SEBENTAR TUAN...

Sebagaimana sudah Tuan maklumi juga, Ustadz Abdul Somad jadwal ceramahnya berpindah tempat dengan cepat, dari satu negeri ke daerah lain. Bahkan dalam sehari, sudah ghalib lintas propinsi, lintas negara juga ada. Tapi tetap saja yang menunggu kehadiran Ustadz tidak terhitung-hitung massa. Kalau Tuan tak percaya, datang dan cobalah berbilang angka. Berapa konon jamaah yang hadir?

Lain lagi di alam maya, video Ustadz Abdul Somad menghiasi halaman medsos semacam Facebook, Youtube, Instagram, lain sebagainya juga ada. Tuan kan juga pakai itu. Tak terhitung-hitung, Tuan. Semua-mua Ustadz Abdul Somad. Sharing-sharing cuplikan videonya juga bersiliweran dari satu grup chat ke grup lain. Memang begitu nyatanya Tuan.

Rusuh dan bimbangkah Tuan melihat Ustadz Abdul Somad hilir-mudik menghimpun massa? Tak usah takut Tuan. Ustadz Abdul Somad tidak kemana-mana. Dia sudah menetap, berdiam dan tinggal di hati ummat. Ummat begitu mencintai Ustadz mereka. Yang sudah tinggal di hati jamaah, sudah terlalu susah untuk tanggal, lepas begitu saja. Pake linggis-pun Tuan ungkit dan Tuan sorongkan upaya untuk mencerabut Ustadz Abdul Somad dari hati ummat..Percuma! Apa lah lagi peniti patah yang Tuan tusukkan. Tapi namanya juga usaha. Jadilah, Tuan.

Tuan pakai gaya yang mana untuk mencegah Ustadz Abdul Somad berkibar di nusantara ini? Tempuhlah!

Hadir beliau ke Bali, Tuan hambat, Tuan cari ke tempat Ustadz menginap. Hinaan, persekusi serta ancaman Tuan lontarkan. Tidak ingatkah Tuan bahwa Ustadz Abdul Somad bukan sebatang kara di Nusantara ini. Tak Tuan lihatkah mata ribuan jamaah di Bali menunggu kedatangan beliau. Tak usah Tuan heran, karena memang begitulah ummat merindukan kehadiran beliau.
Tuan-tuan suruh Ustadz menyanyikan lagu Indonesia Raya, hormat bahkan cium bendera sebagai timbang tanda beliau cinta NKRI dan berbhineka. Halah, Tuan. Cium bendera sudah tidak level beliau lagi, anak Tuan yang baru masuk TK juga bisa cium bendera. Ustadz Abdul Somad sudah berpeluh-peluh masuk ke pedalaman, berjam-jam diatas arus sungai yang menderas. Menggigil beliau bersama rombongan ditengah guyuran hujan. Jauh ke dalam rimba belantara Riau menemui anak bangsa yang masih hijau, mengajarkan menggerek bendera, menyanyikan lagu kebangsaan. Bukan sekali waktu seperti model-model pencitraan sahaja, Tuan, tapi nanti akan berulang lagi insya Allah. Bagi Tuan ini bukan cinta pada Indonesia?

Beliau penuhi undangan taushiyah ke negeri Hongkong. Menemui saudara sebangsa setanah air jugalah itu pastinya. Adakah Tuan yang melapor-laporkan bahwa Ustadz Abdul Somad tak boleh berceramah di Hongkong sebab karena Ustadz terorist, radikal dan ekstrim? Beliau itu eskrim, Tuan.

Tapi tak apa Tuan. Paling tidak live streaming with skype menjadi solusinya. Bolehlah Tuan tersenyum sungging sedikit dengan peristiwa ini. Karena kami tersenyum senang tak alang kepalang ketika melihat beliau disambut oleh jamaah di Aceh. Kabarnya satu koma dua juta orang, Tuan.

Tuan ada pula menulis-nulis artikel, bahan bacaan untuk mengkritisi kajian guru kami Ustadz Abdul Somad? Tuan sanggah kaji Ustadz Abdul Somad dengan berbagai paparan, qaul dan dalil. Ini istiwa, apa itu itsbat, abdul shomad mentakwil, manhaj rusak, aqidah penuh syubhat dan lain sebagainya.

Tuan! Apa yang Tuan tuliskan itu sudahpun diurai oleh alim ulama berabad silam. Tuan hanya memutar ulang kaset lama. Tak ada yang baru dari yang tuan goreskan. Copy paste, edit-edit sikit, khan begitu caranya yang Tuan tempuh. Tuan ibarat memanjat pokok kelapa rebah. Tak usah diulangi lagi, Tuan. Bersorak orang sekeliling kampung melihat tingkah Tuan. Apalagi sampai melorot celana Tuan memanjat pokok kayu yang rebah itu.

Atau Tuan bersorak-sorai bersama jamaah medsos Tuan mengejek Ustadz Abdul Somad terkait penista pesek-memesek itu dan ejekan receh lainnya? Haha. Tuan kan tak bergeraham, tak usah dikunyah jua yang liat dan kuat ini. Cocoknya makanan Tuan itu biji cempedak dikasih mentega, tak payah kunyah. Telan saja bulat-bulat.
Tak kami ragukan memang, kalau Tuan tak bergeraham lagi, sebab kami lihat Tuan gemetar tampil di tv. Adapun teman Tuan itu, samalah dengan Tuan. Payah!!

Macam-macam tingkah Tuan nampaknya. Tuan senggal-senggol Ustadz Abdul Somad "ilmu nya tak seberapa", "tukang dakwah keliling", "hanya pintar melawak", "tidak ada yang istimewa" dan ungkapan rendahan lainnya. Apakah Tuan takut mata Tuan hilang satu, hingga ikut bersemangat mengipas-ngipasi ummat? Kalau memang bukan itu mata pencarian Tuan, lalu why? Atau kalau Tuan merasa lebih pintar, lebih berilmu, lebih hebat, ayo maju ke depan, jangan bergumam di belakang. Biar sama kami lihat juga lepas tangkas tangan Tuan ikut membenahi kami yang awam agama ini. Kami sebagai jamaah memang awam dan bingung tapi masih mau diajari, kalau Tuan cerdik, bijaklaksana apa bisa diikut dan ditauladani?

Satu lagi, bagi tuan-tuan yang hanya bisa berkumur-kumur di postingan-postingan medsos menceramahi Ustadz Abdul Somad. Sudahlah.. Daripada tuan-tuan menggerutu tidak keruan, baiknya temui beliau, ajak diskusi. Jangan membelalak di tempat gelap, menyipak di sebalik bukit. Payahnya saja yang akan tuan-tuan tuai, hasilnya tak menaruh manfaat barang sedikitpun.

Terakhir, Tuan-tuan semua, menghadang laju dakwah tuan guru kami Ustadz Abdul Somad itu bak menghambat badai dengan telapak tangan. Sia-sia Tuan. Salah-salah Tuan bisa digulungnya!!!

Wassalam....
Ditulis oleh Hady Ismanto.