Sabtu, 05 Agustus 2017

Ulama Besar Yang Sufi Itu Bernama Syaikh Ibnu Taimiyah

ulama sufi ibnu taimiyah

Ibnu Taimiyah belajar tasawuf, menghormati ulama tasawuf, mengakui dan membenarkan ajaran sufi. Tapi mengapa pengikutnya kok pada terbalik? Golongan Salafi Wahabi yang merupakan penerus ajaran Syaikh Ibnu Taimiyah kok menolak tasawuf? Bahkan melabeli ajaran sufi tersebut sebagai ajaran sesat, aneh kan?

Ilmu tasawuf Syaikh Ibnu Taimiyah

Menurut Ibnu Taimiyah, para sufi itu dapat dibagi menjadi 3 golongan:

1. Sufi yang hakiki (shufiyyah al-haqa’iq)

2. Sufi yang hanya mengharapkan rezki (shufiyyah al-arzaq)

3. Sufi yang hanya mementingkan penampilan (shufiyyah al-rasm)

Sufi yang hakiki menurutnya adalah mereka yang berkonsentrasi untuk ibadah menjalani kezuhudan di dunia. Mereka adalah orang-orang yang memandang bahwa seorang Sufi adalah “orang yang bersih (hatinya) dari kotoran, dipenuhi dengan tafakur, dan yang menjadi sama baginya nilai emas dan batu.”
[Majmû Fatawa 11/19]

Menurut Ibnu Taimiyah, seorang sufi yang hakiki haruslah memenuhi 3 syarat berikut:

1. Ia harus mampu melakukan “keseimbangan syar’i”. Yaitu dengan menunaikan yang fardhu dan meninggalkan yang diharamkan. Dengan kata lain, seorang Sufiyang hakiki harus komitmen dengan jalan taqwa.

2. Ia harus menjalani adab-adab penempuh jalan ini. Yaitu mengamalkan adab-adab syar’i dan meninggalkan adab-adab yang bid’ah. Atau dengan kata lain, mengikuti adab-adab al-Qur’an dan sunnah Nabi saw.

3. Bersikap zuhud terhadap dunia dengan meninggalkan hal-hal yang tidak ia butuhkan dan menyebabkannya hidup berlebihan.

Pendapat Ibnu Taimiyah Terhadap beberapa Ulama Sufi

Salah satu Kontroversi ibnu Taimiyah terkait interakasinya dengan sufi adalah beberapa pendapatnya yang menyesatkan bahkan melakukan takfir terhadap beberapa tokoh yang dianggap sebagai pemuka kaum sufi, disisi lain dia juga memuji  beberapa tokoh lain yang juga dianggap sebagai pemuka kaum sufi. Pendapat beliau tentang tokoh-tokoh tersebut antara lain;

Al Hallaj
Beliau berkata:
Beberapa orang dari kalangan ahli bid’ah dan zindiq telah menisbatkan diri sebagai seorang sufi, tetapi menurut pandangan beberapa ahli tahqiq dari kalangan Tashawuf, mereka bukan termasuk Sufi: misalnya al-Hallaj, sesungguhnya sebagian besar syaikh Thariqat mengingkarinya serta mengeluarkannya dari thariqat. Mereka adalah al Junaid bin Muhammad sayyid Al thaifah dan lainnya. Hal itu disebutkan oleh Syaikh Abu Abd al Rahmân al Sulami dalam kitab Thabaqat al Shufiyyah dan juga disebutkan oleh al Hafiż Abu Bakr al Baghdadi dalam kitab tarikh Baghdad.
[Majmu Fatawa 11/18]

Ibnu Arabi
Bagi siapapun yang menggeluti Kitab-kitab Ibnu Taimiyah niscaya Ia akan menemukan bahwa Ibnu Taimiyah amat bersemangat dalam memperingatkan kaum Muslimin dari bahaya paham kafir ibnu Arabi dan tak pernah diriwayatkan bahwa beliau mementahkan kecaman serta pengkafirannya terhadap ibnu Arabi. Beliau telah menulis panjang lebar sebuah risalah khusus tentang ibnu Arabi sebagai bantahan terhadap keyakinannya yang menyatakan bahwa Fir’aun termasuk mukmin. Syaikh Abdurrahman bin Abdul khalik telah menulis sebuah kitab kecil tentang pertentangan antara ibnu Taimiyah dan Ibnu Arabi terkait paham wihdatul wujud yang dipeluk oleh Ibnu Arabi. Dalam Majmu Fatawa disebutkan bahwa Ibnu Taimiyah telah mengkafirkan Ibnu Arabi sekalipun begitu banyak kutipan kata-kata mutiaranya yang membuatnya lebih dekat dengan Islam.
[Majmu Fatawa 2/143, 2/368]

Syaikh Abdul Qadir Jailani.
Beliau berkata:
Para Imam kaum sufi dan para syaikh mereka yang terkenal seperti al Junaid bin Muhammad dan para pengikutnya, Syaikh Abd al Qadir dan semisalnya. Mereka adalah termasuk orang-orang yang paling teguh dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan .
selanjutnya beliau mengatakan :Seluruh perkataan Syaikh Abdul Qadir Jailani terkait dengan ittiba kepada perintah dan meninggalkan larangan serta sabar atas apa yang telah ditakdirkan.
[Majmu Fatawa 8/369]

Junaid Al-Baghdadi.
Beliau mengatakan :
Siapapun dari kalangan tashawwuf dan Ma’rifah yang menempuh jalan al-Junaid, maka dia telah mendapat petunjuk, sukses, dan berbahagia.[Majmû Fatâwa 14/355]
Dalam tempat lain beliau mengatakan: al junaid dan semisalnya merupakan Imam yang telah mendapat petunjuk, Siapapun yang menyelisihinya adalah sesat.
[Majmu Fatawa 5/321]

Sufi dalam pandangan dan perkataan Syeikh Ibnu Taimiyah;

“Banyaknya hal-hal yang terjadi terkait ijtihad dan perselisihan tentang mereka membuat Orang-orang berselisih pendapat mengenai tasawuf. Sebagian mencela tasawuf seraya berkata bahwa Mereka adalah ahli bid’ah yang telah keluar dari Sunnah. Dari para imam yang mewakili kelompok ini kita dapatkan banyak fatwa yang kemudian banyak diikuti oleh kelompok lain terutama dari kalangan ahli fiqh dan ilmu kalam. Sementara kelompok yang lain memujinya secara berlebihan seraya mengatakan bahwa ahli tasawuf adalah makhluk yang paling mulia dan sempurna setelah Nabi. Apa yang dikemukakan oleh kedua kelompok ini sama-sama tercela.

Yang benar, mereka adalah Mujtahid dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu Wataala sebagaimana orang-orang yang taat kepada Allah, diantara mereka ada yang mendahului (dalam kebaikan-pent) dan dekat sesuai dengan ijtihadnya, sebagian lagi berada dipertengahan yang merupakan golongan kanan, kedua golongan tersebut kadang-kadang berijtihad kemudian salah. Diantara mereka juga ada yang berdosa lalu bertaubat atau tidak bertaubat. Orang yang mengaku bagian dari tashawuf juga ada yang mendzolimi diri mereka sendiri serta berbuat maksiat kepada Rabbnya
[Majmu Fatawa 11/18]

Artikel Terkait:


Jadilah peran dalam suatu perjuangan umat dan jangan hanya jadi penonton, sungguh rugi diakhirnya nanti.